16 C
New York
Tuesday, October 1, 2024

Siswa SMP Meninggal Pasca Dihukum Guru, Akademisi: Seharusnya Gunakan Disiplin Positif

Medan, MISTAR.ID

Seorang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 STM Hilir Kabupaten Deli Serdang, meninggal dunia setelah dihukum gurunya dengan squat jump sebanyak 100 kali. Siswa bernama Rindu Syahputra Sinaga (14) tersebut dihukum karena tidak mampu menghafal tugas yang diberikan.

Menanggapi hal ini, akademisi dari Universitas Prima Indonesia (UNPRI), Jholant Bring Luck Amelia Br  Sinaga, sangat menyayangkan kejadian yang dilakukan oleh seorang guru tersebut.

“Itu hal yang seharusnya tidak dilakukan. Apalagi kalau dalam kurikulum merdeka (kurmer) ada namanya disiplin positif. Ini bukan berarti tidak memberikan hukuman atau sanksi tapi kita melakukan pendekatan. Kalau pun si guru memberikan hukuman, harusnya tidak dengan hukuman fisik,” katanya kepada mistar.id, Selasa (1/10/24).

Jholant menuturkan, perubahan kurikulum didasari karena perkembangan zaman yang selalu berubah. Oleh karena itu, pengajaran terhadap anak zaman sekarang juga berbeda dengan zaman dulu.

Baca juga: Guru Honorer SMPN 1 STM Hilir Mendadak Hilang

“Kalau anak sekarang diberikan kekerasan nggak bisa. Berarti kita coba dengan pendekatan. Pendekatan itu macam-macam. Nah, guru yang paling tahu bagaimana setiap siswanya, makanya guru itu harus dekat dengan siswanya. Dia tahu kendala apa yang dihadapi sehingga siswa itu nggak bisa mengikuti pembelajaran,” terangnya.

Saat siswa memang harus menjalani hukuman, Jholant mengimbau, agar guru jangan lagi menggunakan hukuman fisik maupun hukuman yang mempermalukan.

“Anak zaman sekarang itu lebih cepat dendam. Kalau guru itu profesi yang memang kita niatkan dari dalam hati, harusnya kita bisa lebih paham, lebih sabar, lebih memahami setiap siswa. SD, SMP itu kan masih anak-anak ya, jadi mungkin bisa diberikan hukuman dengan bernyanyi,” lanjutnya lagi.

Dosen yang tengah menjalani tugas sebagai Fasilitator Sekolah Penggerak (FSP) ini juga mengatakan bahwa pemberian hukuman sekarang ini sebagai ajang untuk memicu para siswa agar lebih aktif. Bukan untuk mempermalukan apalagi menyakiti, bahkan sampai siswa meninggal.

Baca juga: Anak Didik Tewas, Oknum Guru Honor SMPN 1 STM Hilir Dinonaktifkan

Ia berharap agar seluruh pendidik, baik guru maupun dosen bekerja dengan hati. Semua memiliki masalah pribadi masing-masing.

“Cuma, tanggung jawab tetaplah tanggung jawab. Sebagai guru kita itu digugu dan ditiru. Anak sekarang memang lebih gampang meniru daripada mendengarkan kita. Jadi harap lebih sabar dan lebih mampu mengakomodir pembelajaran itu menjadi lebih menyenangkan agar siswa semuanya lebih aktif,” tutupnya. (susan/hm20)

Related Articles

Latest Articles