Friday, March 21, 2025
home_banner_first
MEDAN

Sejarah Panjang Ramadan Fair dari Masa Kesultanan Deli

journalist-avatar-top
Kamis, 20 Maret 2025 17.29
sejarah_panjang_ramadan_fair_dari_masa_kesultanan_deli

Masyarakat saat menikmati kegiatan berbuka puasa di Ramadan Fair Kota Medan (f:adil/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Ramadan Fair merupakan pusat kuliner dan kerap menjadi lokasi berbuka puasa bersama oleh masyarakat setiap Bulan Ramadan. Selain makanan dan minuman, Ramadan Fair juga menyuguhkan beberapa pertunjukan islami yang tak jarang dihadiri artis ibu kota.

Di balik itu semua, tahu kah kalian sejarah panjang Ramadan Fair? Di sini Mistar akan menjelaskan sedikit awal mula berdirinya Ramadan Fair Medan.

Pada masa Kesultanan Deli dulu, setiap bulan Ramadan ramai pedagang menjajakan jajanan sore puasa atau disebut Juadah Petang Puasa.

Kala itu, pedagang berjualan di perempatan Jalan Simpang Mesjid Raya, lalu berpindah tempat lagi ke sepanjang Jalan Amaliun sampai simpang Jalan Laksana.

Seiring berjalannya waktu, aktivitas berjualan tersebut mendapat perhatian dari Pemko Medan. Puncaknya tahun 2003, Wali Kota Medan, Abdillah, memprakarsai dibentuknya Ramadan Fair di Taman Sri Deli atau di samping Masjid Raya Medan Al Mashun sampai persimpangan Istana Maimun.

Acara ini juga mendapat dukungan luas dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan, Sultan Deli, tokoh lintas agama, tokoh adat, ormas dan seluruh masyarakat se-Kota Medan.

Itulah sedikit cerita terbentuknya Ramadan Fair Kota Medan yang saat ini masih terus berlangsung.

Kabid Kebudayaan Kota Medan, OK Zulfani Anhar yang diwawancarai Mistar membenarkan cerita tersebut. Ia menyebut, Ramadan Fair yang digelar tahun ini merupakan yang ke-XIX.

“Ini merupakan bentuk perhatian Pemko Medan kepada masyarakat selama Bulan Ramadan. Bahkan dalam dua tahun terakhir, Ramadan Fair digelar di dua lokasi, yakni satu lokasi di Medan Utara,” ujar OK.

Dijelaskan OK, Ramadan Fair menawarkan berbagai jenis makanan dan minuman berbuka puasa dan hiburan live bernuansa islami.

“Yang paling diburu penikmat kuliner makanan klasik Melayu, yaitu bubur pedas dan martabak gurih. Dengan berkembangnya zaman, saat ini juga banyak makanan dan minuman kekinian yang semakin menambah jamuan selera para pengunjung,” ucapnya. (rahmad/hm18)

REPORTER:

RELATED ARTICLES