Medan, MISTAR.ID
Salah satu komunitas non profit ‘Nuraga Bhumi’ baru saja melaunchingkan film dokumenter yang menyoroti tentang keindahan Taman Nasional Gunung Leuser yang terletak di Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara serta peran para perempuan dan ragam gender lainnya dalam memberdayakan kelestarian hutan leuser.
Film ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas dan memberikan ruang aman pada perempuan, ragam identitas gender lain dan juga anak untuk berdaya dan mengambil peran serta dalam pelestarian hutan leuser.
“Di dalam keseharian saya dulu di konservasi sering merasa tidak aman karena dari 5 orang cuma saya sendiri yang perempuan dan banyak hal mulai dari perkataan yang mereka anggap candaan tanpa diketahui itu sudah merupakan pelecehan. Maka dari situ saya ingin menciptakan ruang aman bagi para perempuan yang ingin belajar tentang hutan dan alam,” jelas Nurul Nayla Azmi selaku Produser Nuraga Bhumi dalam launching film di Posbloc, Medan, Selasa (17/9/24) malam.
Baca juga:Celine Dion Kisahkan Penyakitnya Lewat Film Dokumenter
Menurutnya, Hutan merupakan rumah baginya sehingga stigma terhadap perempuan yang tidak bisa mengambil peran dalam melestarikan hutan perlu disingkirkan.
“Tim Nuraga Bhumi meskipun terbatas tapi tetap berinisiatif untuk turut serta dalam melindungi hutan dan warisan nenek moyang melalui kegiatan patroli hutan. Ini bertujuan untuk mengurangi kejahatan hutan yang mengancam kelangsungan hidup hutan yang penting bagi planet ini,” ungkapnya.
Dalam film ini menampilkan empat spesies hewan langka berkumpul seperti orang utan, badak, gajah, dan harimau. Setiap adegan menunjukan semangat tim dalam melindungi hutan dengan keterbatasan sebagai masyarakat desa.
“Terutama dalam lingkungan yang cenderung patriarki dan misoginis. Dokumenter ini juga menggambarkan hubungan antara budaya lokal yang selama ini erat dengan hutan, namun terpengaruh oleh kolonialisme yang mengubah kehidupan masyarakat setempat, menyebabkan generasi muda kehilangan akar budayanya,” katanya.
Ia juga mengatakan pemutaran film ini sebagai momen bagi perempuan di Sumut untuk menunjukkan haknya.
“Mereka juga harus bisa mendapatkan kesempatan yang sama dan berkontribusi aman dalam pelestarian,” tutupnya. (dinda/hm17)