25.1 C
New York
Thursday, August 1, 2024

Ini Kandidat Kuat Pengganti Ismail Haniyeh Pimpin Hamas

Yerusalem, MISTAR.ID

Tewasnya pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh akibat serbuan rudal di Iran pada Rabu (31/7/24), mencuat pertanyaan siapakah yang akan mengambil alih kepemimpinan kelompok penguasa Jalur Gaza Palestina itu.

Ada tiga nama petinggi Hamas yang diperkirakan mungkin menggantikan Haniyeh. Ketiganya adalah Khaled Mashal, eks pemimpin politik Hamas sekaligus pendahulu Haniyeh, Mousa Abu Marzouk, personel senior Hamas, dan Khalil al-Hayya, anggota Dewan Legislatif Palestina yang mewakili Kota Gaza.

Hanya baru-baru ini semakin kuat mengerucut ke 1 nama. Sumber-sumber Hamas menyatakan, Mashal diprediksi bakal dipilih menjadi pemimpin tertinggi kelompok itu menggantikan almarhum Haniyeh.

Baca juga:Israel Siapkan Balasan Jika Ada Serangan Atas Tewasnya Pimpinan Hamas

Tahun 1997 lalu Mashal juga pernah mengalami usaha pembunuhan dari pemerintahan israel. Dilansir dari Reuters, pada Kamis (1/8/24) kala itu, agen Israel atas perintah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menyuntik racun ke Mashal di Ibu Kota Yordania, Amman.

Netanyahu melakukan tindakan itu merupakan balasan pengeboman di pasar Yerusalem yang menyebabkan sebanyak 16 orang meninggal pada 1997.

Ini membuat Raja Yordania, Hussein spontan marah. Dia menyebut, bakal memberi hukuman gantung pada pelaku dan membatalkan perjanjian damai dengan Zionis.

Hussein mau meneruskan perjanjian damai itu apabila Tel Aviv memberikan penawar. Israel pun setuju dan sepakat membebaskan pemimpin Hamas, Sheikh Ahmed Yassin yang lalu dibunuh 7 tahun berikutnya.

Baca juga:Ismail Haniyeh Dikenal Sebagai Sosok Keras Dalam Diplomasi Internasional

Peristiwa itu menyebabkan nama Mashal melesat dan dikenal dunia. Dia dinilai merupakan pahlawan perlawanan Palestina. Bagi pendukung Palestina, Mashal dan pimpinan Hamas lain adalah pejuang terhadap pendudukan Israel di Palestina.

Hanya seiring berjalannya waktu, kemitraan Hamas dan Yordania memburuk. Aman menutup kantor Hamas hingga menyebabkan Mashal pindah ke Qatar.

Tahun 2001, Mashal bergeser ke Suriah. Lalu 2004-2012, dia memimpin Hamas dari Damaskus. Akan tetapi Mashal pergi dari negara itu akibat tindakan keras Presiden Assad terhadap warga Sunni, aliran keyakinan Hamas.

Mashal juga sempat cekcok dengan pimpinan Hamas di Gaza. Dia mendorong kelompok ini rekonsiliasi dengan Otoritas Palestina yang dipimpin Presiden Mahmoud Abbas. Hanya petinggi Hamas di Gaza sudah menyatakan bakal merebut kembali daerah itu.

Baca juga: Serbuan Agen Israel ke Iran Tewaskan Pemimpin Hamas

Lalu Mashal menyatakan mundur dari pimpinan akibat ketegangan itu. Tahun 2017, Haniyeh pun menggantikan Mashal memimpin Hamas. (cnn/hm16)

Related Articles

Latest Articles