Medan, MISTAR.ID
Sebagai seniman, Andi Mukly (41) dituntut tak hanya harus kreatif dalam berkarya, tetapi juga di kehidupan nyata. Menurutnya, banyak persoalan seniman dari dulu adalah berbenturannya antara idealisme dan masalah dapur.
Andi merupakan lulusan dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU), sekaligus angkatan pertama dan pendiri Lembaga Kreativitas Seni Mahasiswa (LKSM UINSU) yang masih aktif hingga sekarang.
Pada 2007, bersama grup lawaknya, Andi mengikuti Audisi Pelawak TPI (API) sesi 3 dan berhasil masuk dalam 10 besar.
“Karena sudah berkeluarga, harus lebih realistis. Hidup tak melulu persoalan karya seni, ada keluarga yang harus ditanggungjawabi,” tuturnya saat ditemui mistar.id, Selasa (4/6/24).
Baca juga: Warga Binaan Rutan Kelas 1 Labuhan Deli Ikuti Pelatihan Usaha Laundry
Di sela aktivitas keseniannya, baik sebagai penulis, aktor dan pengajar, Andi bekerja sebagai guru honor di salah satu sekolah di Medan. Rasa tanggung jawab mengalahkan rasa lelahnya di tengah kegiatan yang padat.
Puncaknya saat pandemi. Karena berbagai aturan, ia kehilangan semua job kesenian dan berhenti dari kegiatan mengajar.
“Saat pandemi adalah masa tersulit, tapi sebagai pekerja kreatif saya tak boleh menyerah dan mulai berpikir untuk buka usaha,” lanjutnya.
Pada 2020, ia mulai buka usaha kecil-kecilan karena keterbatasan modal. Mulai dari bensin eceran, aneka jus, hingga jajanan anak seperti tela-tela (singkong goreng) dan lainnya. Katanya, awal menjalani usaha tentu tidak mudah. Walau pahit, ia tak mau terjepit.
Berkat ketekunan dan kesabaran selama 2 tahun, Andi berhasil mengumpulkan modal dan berniat untuk membuka usaha yang lebih besar.
“Awalnya bingung mau usaha apa, setelah diskusi bersama keluarga dan kawan, akhirnya memutuskan untuk membuka laundry,” sambungnya.
Menurutnya, laundry adalah salah satu usaha yang paling minim risiko. Bermodalkan total Rp120 juta pada Juni 2022, Laundry Yukk!! resmi buka di Jalan Meteorologi No. W 23, Medan Tembung, Medan.
“Karena di sepanjang jalan ini cuma ada satu laundry, awal buka sampai tahun pertama omzetnya lumayan, per hari bisa sampai Rp1 juta. Tapi tahun kedua ini sedikit berkurang, sebab munculnya pesaing. Beberapa laundry baru buka di jalan yang sama. Sekarang omzet sekitar Rp400 ribu hingga Rp700 ribu per hari,” sambungnya.
Strategi Andi dalam menjalani bisnis ini adalah mencari lokasi strategis, pelayanan baik, dan diskon untuk 8 kali cuci gratis 1 kali.
Baca juga: Di Tengah Krisis Ekonomi, Usaha Reparasi Shock Mobil Masih Menjanjikan
Untuk bertahan dari pesaing, ia mempunyai satu kiat khusus. Setiap Jumat, Laundry Yukk!!! Mengadakan Jumat Berkah dengan memberikan sabun cuci gratis kepada para pelanggan.
“Selain bersih dan rapi, di sini uniknya tiap Jumat sabun cucinya gratis, jarang-jarang diberi sabun, biasanya makanan,” tutur pelanggan setia, Winda di lokasi laundry.
Salah satu kendala dalam bisnis ini, diungkap Andi adalah kehilangan pelanggan karena situasi tertentu. Seperti mahasiswa yang sudah lulus dan balik kampung atau pelanggan tetap pindah rumah.
Saat ini, selain jadi pengusaha, Andi masih tetap berkarya di bidang kesenian, aktif di berbagai pentas teater dan rutin terlibat pada program Opera Medan tiap bulan di TVRI.
“Dulu biasa nulis naskah teater atau puisi, sekarang lebih sering nulis bon pelanggan,” tutupnya dengan kelakar. (Maulana/hm20)