9.1 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Resesi Jepang Pengaruhi Perekonomian ASEAN dan Indonesia

Jakarta, MISTA

Ekonomi Jepang diinformasikan anjlok jatuh ke dalam resesi diduga dampak penurunan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu pada akhir 2023.

Keadaan itu berpeluang memberikan efek bagi negara-negara ASEAN sampai kinerja ekspor asal Indonesia.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira menuturkan, resesi Negeri Matahari Terbit berdampak pada perekonomi ASEAN. Sebab merupakan salah satu negara pusat (hub) investasi dan perdagangan di kawasan Asia Pasifik.

Baca juga:Jepang Masuk Jurang Resesi

“Jadi efek resesi akan cukup berakibat bagi perekonomian negara ASEAN,” ungkapnya, pada Kamis (15/2/24).

Bhima mengarahkan kajian ke sejumlah negara ASEAN. Pertama, Singapura, diyakini Bhima perekonomiannya akan terimbas, karena Jepang mempunyai banyak perusahaan trading alias yang bergerak di bidang jual beli barang atau komoditas di sana.

Lalu Malaysia dan Thailand, Bhima memandang resesi akan berdampak terhadap perekonomian kedua negara itu, karena kehadiran berbagai pabrik atau industri otomotif asal Negeri Sakura. Negeri Jiran memiliki beberapa pabrik produksi suku cadang elektronik asal Jepang.

Sementara Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Ahmad Tauhid menerangkan, perekonomian Jepang merasakan resesi karena melambatnya perkembangan ekonomi.

Baca juga: Selandia Baru Terancam di Lubang Resesi

Tahun 2024, PDB Jepang diperkirakan hanya tumbuh 1%, ini melorot dari capaian pada 2023 yang berkisar di angka 1,4%. Ahmad berpendapat, berpotensi mengganggu kinerja ekspor Indonesia.

“Jepang merupakan negara tujuan ekspor keempat terbesar Indonesia setelah China, Amerika dan India,” paparnya.

Kemudian Ahmad merinci jumlahnya. Kontribusi Jepang berjumlah sebanyak 8,41% dari total ekspor tanah air. Angkanya memang jauh lebih rendah dari China (23%), Amerika (10,21%) dan India (8,44%), namun tetap saja dianggap berakibat signifikan.

Ahmad mencatat Jepang merupakan salah satu negara yang sering menaruh investasi di Indonesia. Pemerintah Jepang disebutnya kerap memberi pinjaman bilateral pada Indonesia.

Baca juga:Ekspor Anjlok, Pengamat: Sumut Hadapi Tantangan Perlambatan dan Resesi Negara Lain

“Apabila perekonomian sedang terganggu, mereka pasti menahan ekspansi investasi, pinjaman dan sebagainya,” tutupnya.

Beberapa komoditas Indonesia yang diekspor ke Jepang adalah  batubara, US$ 8,8 miliar atau Rp 137 triliun (kurs Rp 15.614), komponen elektronik, US$ 1,5 miliar atau Rp 23 triliun, nikel, US$ 1,2 miliar atau Rp 28 triliun, perhiasan, US$ 1,2 miliar atau Rp 28 triliun, hasil olahan kayu dan turunannya, US$ 1 miliar atau Rp 15,6 triliun, karet dan otomotif, US$ 1 miliar atau Rp 15,6 triliun, serta perikanan, US$ 509 juta atau Rp 7,9 triliun. (dtk/hm16)

Related Articles

Latest Articles