15 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Selandia Baru Terancam di Lubang Resesi

Wellington, MISTAR.ID

Perekonomian Selandia Baru mengalami penurunan pada kuartal pertama tahun ini. Hal ini dipicu oleh bank sentral yang menaikkan suku bunga secara agresif ke level tertinggi 14 tahun merugikan bisnis dan manufaktur. Penyebab lainnya adalah cuaca buruk yang melanda sektor pertanian hingga menempatkan negara itu ke dalam resesi teknis.

Data resmi yang pada Kamis menunjukkan produk domestik bruto (PDB) turun 0,1 persen pada kuartal Maret, sederet dengan jajak pendapat Reuters, dan mengikuti kontraksi 0,7 persen yang direvisi pada kuartal keempat. Dengan dua perempat pertumbuhan negatif, posisi Selandia Baru berada dalam resesi teknis.

Pertumbuhan tahunan pun menunjukan melambat menjadi 2,2 persen, menurut data Statistik Selandia Baru.

Baca juga:Selandia Baru Bakal Galang Dana Global untuk Rekonstruksi Akibat Topan Gabrielle

Sebelumnya juga terjadi pada Kuartal Maret 2023 yakni dampak awal Topan Hale dan Gabrielle serta pemogokan guru.

Manajer umum wawasan ekonomi dan lingkungan di Statistik Selandia Baru, Jason Attewell mengatakan Jason Attewell, cuaca buruk yang disebabkan topan berkontribusi pada jatuhnya hortikultura dan layanan dukungan transportasi, hingg layanan pendidikan yang terganggu.

Kelemahan ekonomi tidak akan dilihat sebagai negatif oleh bank sentral, yang mengatakan dibutuhkan pertumbuhan ekonomi melambat untuk meredam inflasi dan ekspektasi inflasi.

Para ekonom mengatakan kontraksi kemungkinan akan menambah ekspektasi bahwa suku bunga acuan cash rate sekarang telah mencapai puncaknya.

Baca juga:Menlu Selandia Baru Bertemu Menlu China, Khawatirkan Situasi Laut China Selatan

Bank sentral Selandia Baru, Reserve Bank of New Zealand, sudah membuat pengetatan kebijakan paling kuat sejak 1999, ketika suku bunga acuan diperkenalkan, hingga mengangkatnya menjadi sebesar 525 basis poin sejak Oktober 2021 menjadi 5,50 persen. Dan hal tersebut telah memberi isyarat bahwa pendakian telah selesai.

Sebelum angka PDB kuartal pertama dirilis, bank sentral memprediksi negara itu akan memasuki resesi pada kuartal kedua tahun 2023, sementara perkiraan terbaru Departemen Keuangan pada Mei memperkirakan negara akan terhindar dari resesi. (antara/hm06)

Related Articles

Latest Articles