7.3 C
New York
Friday, March 29, 2024

Kemendikbudristek Sebut Ketersediaan Guru Masih Jadi Masalah Pendidikan RI

Jakarta, MISTAR.ID
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nunuk Suryani mengemukakan kurangnya ketersediaan guru di Indonesia menjadi salah satu permasalahan pendidikan di Tanah Air.

“Kurangnya ketersediaan guru saat ini, karena banyaknya guru yang akan pensiun,” kata Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dijen GTK) Kemendikbudristek Dirjen Nunuk di sela pengukuhan 1.238 guru setelah mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Gedung Teater Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Malang, Selasa (13/3/23).

Berdasarkan data tahun 2022, kata dia, menunjukkan kekurangan guru di Indonesia mencapai 781 ribu. Untuk mengatasi kekosongan atau kekurangan guru tersebut dengan seleksi Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).

Baca Juga:Pengumuman PPPK Guru Ditunda Sampai Kapan? Begini Kata Cabdis Siantar

Nunuk juga menjelaskan tentang isu strategis pembangunan pendidikan nasional yang harus diselesaikan, terutama terkait layanan pendidikan yang belum merata dan kualitas pendidikan yang masih rendah.

Menurut data, lanjutnya, ada 288 kecamatan di Indonesia yang tidak memiliki SMP dan 681 kecamatan yang tidak memiliki SMA.

Sementara itu, katanya, kualitas pendidikan dipengaruhi oleh kompetensi guru yang masih rendah dengan sebaran yang belum merata, serta tidak tersedianya metode penilaian hasil belajar yang ajek.

“Ditambah lagi dengan daya saing perguruan tinggi Indonesia yang masih lemah berdasarkan publikasi, inovasi, dan juga sitasi,” ujarnya.

Baca Juga:Hari Guru, Bupati Asahan Bacakan Puisi untuk Tenaga Pendidik

Oleh karena itu, Nunuk menilai Indonesia memerlukan transformasi baru terkait pendidikan, bukan hanya untuk calon guru saja, namun juga untuk membuka cara pandang para guru, sehingga bisa menjawab target Sustainable Development Goals (SDGs).

Sementara itu, Direktur Eksekutif APCE UNESCO Prof Ignasius DA Sutapa menjelaskan peran penting Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dalam menyiapkan guru profesional di era digital.

Menurutnya, pendidikan era digital ditandai dengan integrasi teknologi informasi dan komunikasi ke dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Para siswa dan mengajar bisa dengan mudah mengakses sumber pengetahuan yang melimpah.

Kemudahan ini juga memberikan tantangan tersendiri, terutama kemampuan daya inovasi dan kolaborasi yang dapat menjadi modal penting dalam memajukan lembaga pendidikan.

Baca Juga:Tenaga Pendidik di Siantar Wajib Mengenakan Pakaian Tradisional Simalungun pada Upacara HUT RI ke 77

Hingga akhirnya bisa menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan dapat bersaing secara global.

“Cara pandang lama mengenai literasi dalam dunia pendidikan, yaitu membaca, menulis, dan menghitung, tidak lagi memadai. Para pendidik dan siswa didik harus memaknai literasi baru di era digital yang mencakup tiga hal yakni literasi data, kemampuan membaca dan menganalisis menggunakan informasi di dunia digital, serta literasi teknologi,” ujarnya.

Wakil Rektor I UMM Syamsul Arifin berharap ribuan guru yang baru dikukuhkan mampu merespons tantangan kebutuhan zaman.

Baca Juga:150 Tenaga Pendidik Pemko Medan Ikuti Kompetensi Kualitas SDM

Ia berterima kasih kepada Kemendikbudristek yang telah memberikan kepercayaan pada UMM, utamanya pada FKIP Kampus Putih dalam upaya menyiapkan pendidik profesional masa depan.

“Sekaligus berkontribusi menyiapkan SDM yang unggul untuk memajukan bangsa Indonesia,” katanya.

Dalam pengukuhan 1.238 guru tersebut, ada empat mahasiswa berprestasi yang mendapatkan penghargaan.

Keempatnya aktif di berbagai bidang, seperti olahraga, MC hingga karya buku. Bahkan, ada yang sukses memasukkan penelitiannya di jurnal Sinta 2.(antara/hm10)

Related Articles

Latest Articles