9.2 C
New York
Saturday, April 20, 2024

PM Malaysia Anwar Ibrahim Tiba di Jakarta, Siap Teken 8 MoU Kerjasama

Jakarta, MISTAR.ID

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim tiba di Jakarta pada Minggu (8/1/23). Anwar rencananya bakal bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (9/1/23).

Hal itu diketahui dari unggahan Anwar melalui akun Twitter pribadinya @anwaribrahim.

“Tiba di Jakarta, Indonesia bersama Azizah [istri Anwar], bagi mengadakan lawatan rasmi pertama di negara ini,” cuit Anwar.

Anwar disambut oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI Basuki Hadimuljono dan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Hermono.

Baca juga:PM Malaysia Anwar Ibrahim Bakal Pangkas Perjudian

Anwar berharap kunjungan kerja ini nantinya bisa menguatkan hubungan antara Malaysia dengan Indonesia.

“Turut sama dalam lawatan ini, Menteri Luar Datuk Seri Dr Zambry Abdul Kadir, Menteri Perdagangan Antarabangsa dan Industri Tengku Datuk Seri Zafrul Abdul Aziz dan Kuasa Usaha Sementara Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta Adlan Mohd Shaffieq,” tutur Anwar.

Anwar dan Jokowi disebutkan bakal menandatangani sejumlah perjanjian.

Menteri Luar Negeri Malaysia Zambry Abdul Kadir mengatakan kesepakatan tersebut melibatkan sektor swasta di kedua negara. Namun, dia tidak membeberkan secara detail perjanjian yang akan ditandatangani.

Dikutip dari The Star, Zambry mengatakan juga akan ada prosesi penyerahan 11 Letter of Interest (LOI) dari perusahaan Malaysia yang akan diserahkan ke Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono.

Perusahaan-perusahaan tersebut berminat untuk bekerja sama dengan Indonesia untuk mengembangkan IKN di Kalimantan Timur.

Baca juga:Hari Ini, Anwar Ibrahim Resmi Bertugas sebagai Perdana Menteri Malaysia

Zambry menambahkan kunjungan Anwar ke Indonesia juga akan membicarakan isu-isu terkait perbatasan, perdagangan, pekerja migran, dan kelapa sawit.

“Topik yang akan dibahas antara lain kerja sama ekonomi seperti potensi investasi di IKN, strategi mengatasi diskriminasi sawit oleh Uni Eropa, masalah demarkasi lahan dan delimitasi maritim,” kata Zambry. (antara/hm06)

Related Articles

Latest Articles