7.9 C
New York
Friday, April 19, 2024

Menlu Abdollahian: Iran Harus Peroleh Keuntungan Ekonomi dari Kesepakatan Nuklirnya

Teheran, MISTAR.ID

Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan bahwa “sangat penting” untuk memastikan bagi Iran memperoleh manfaat ekonomi dari kesepakatan komprehensif tentang masalah nuklir Iran.

Menurut situs Kementerian Luar Negeri Iran, pada hari yang sama di parlemen Iran, Abdollahian mengatakan, untuk tim Iran yang berpartisipasi dalam negosiasi melanjutkan implementasi kesepakatan nuklir Iran, “sangat penting” untuk mendapatkan manfaat ekonomi, mematuhi garis merah dan mempertahankan kemampuan dan teknologi Iran dalam penggunaan energi nuklir secara damai.

Pada tanggal 5 Agustus 2022, Kantor Berita Republik Islam Iran mengutip dari perkataan seorang diplomat Iran yang berpartisipasi dalam negosiasi tersebut, mengatakan bahwa untuk mencapai kesepakatan, harus memastikan kerja sama yang stabil, jangka panjang dan bebas dari kekhawatiran antara berbagai badan ekonomi dan Iran sebagai “prinsip yang tidak boleh dilanggar”.

Baca Juga:Rusia Ancam Kerahkan Nuklir Jika NATO Terima Swedia dan Finlandia

Menurut laporan, pada tanggal 4 Agustus 2022, Bagheri selaku Wakil Menlu sekaligus Kepala Perwakilan Iran dalam kesepakatan nuklir Iran, mengadakan pembicaraan dengan perwakilan pihak lain yang terlibat di Wina, Austria.

Perwakilan AS Robert Malley mengadakan negosiasi tidak langsung dengan pihak Iran melalui Wakil Sekretaris Jenderal European External Action Service (EEAS), Enrique Mora.

Pada tanggal 5 Agustus 2022, Bagheri bertemu kembali dengan Mikhail Ulyanov, Wakil Tetap Rusia di PBB, di Wina. Sebelum pertemuan, Ulyanov mengatakan kepada media bahwa semua pihak sedang membentuk teks akhir kesepakatan, mungkin tidak mudah untuk mencapai garis akhir, tetapi suasana negosiasi secara keseluruhan serius.

Baca Juga:Arab Saudi Klaim Tak Terlibat Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran

Pada Juli 2015, Iran mencapai kesepakatan komprehensif tentang masalah nuklir Iran dengan Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Rusia, China dan Jerman.

Pada Mei 2018, Amerika Serikat secara sepihak menarik diri dari kesepakatan tersebut dan kemudian memulai kembali serta menambahkan serangkaian sanksi terhadap Iran. Sejak Mei 2019, Iran secara bertahap menangguhkan implementasi beberapa ketentuan kesepakatan, tetapi berjanji bahwa tindakan yang diambil “dapat diubah”.

Mulai April 2021, para pihak dalam kesepakatan nuklir Iran telah mengadakan beberapa putaran pembicaraan di Wina untuk membahas masalah AS dan Iran dalam melanjutkan implementasi kesepakatan, dan AS secara tidak langsung berpartisipasi dalam negosiasi.

Baca Juga:Kebakaran di Fasilitas Nuklir Iran, Dilaporkan Tidak Ada Korban Jiwa

Pada 11 Maret 2022, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Josep Borrell mengumumkan negosiasi ditiadakan sementara karena “faktor eksternal”.

Pada akhir Juni, di bawah koordinasi Uni Eropa, Iran dan Amerika Serikat mengadakan pembicaraan tidak langsung di Doha, Qatar, untuk melanjutkan implementasi kesepakatan nuklir Iran, tetapi tidak ada perkembangan lebih lanjut. (chinanews/hm14)

Related Articles

Latest Articles