11.7 C
New York
Wednesday, May 1, 2024

Berkat Seduhan Kopinya, Pengusaha Kopi Asal Simalungun Bisa Bertemu Banyak Kepala Negara

Simalungun, MISTAR.ID

Berkat usaha kopi yang digelutinya, seorang pria asal Kabupaten Simalungun, Hendra, berkesempatan untuk menyeduhkan kopi kepada 30 orang kepala negara dalam sebuah pertemuan di Bali pada tahun 2018 silam.

Sebelum berangkat ke Bali, dirinya terpilih sebagai Ketua Himpunan Masyarakat Kopi Arabika Sumatera Utara di Kabupaten Simalungun. Setelah terpilih sebagai ketua itulah, Hendra mengaku berkesempatan berangkat ke Bali untuk menyeduhkan kopi kepada para pemimpin dunia tersebut.

Tidak hanya itu, Hendra juga berkesempatan meracik dan menyeduhkan kopi kepada para Menteri, bahkan Wakil Presiden, H. Ma’ruf Amin.

Baca juga: Kalimantan Selatan Mencanangkan “Kota Sejuta Kopi”

Menurut Hendra, memulai bisnis dari nol memang sangat membutuhkan perjuangan ekstra. Bukan hanya bermodal uang saja, tetapi wawasan mengenai dunia usaha yang akan digeluti, menjadi poin utama untuk mencapai kesuksesan dalam dunia bisnis.

“Apalagi di tengah persaingan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia yang kian kompetitif. Tidak sedikit yang merasa pesimis, namun semua tantangan itu harus mampu ditepis,” ujar Hendra kepada Mistar, Senin (12/6/23).

Pria yang bernama lengkap Hendra Gunawan Purba (45) ini mengaku sangat senang dipercaya menjamu tamu-tamu negara. Kesempatan ini merupakan sebuah kepercayaan yang sangat berharga dan langka.

Baca juga: Bupati Samosir Tanam Kopi Di KPT Tele

Sebelum terjun ke dunia usaha kopi, Hendra dulunya bekerja sebagai karyawan swasta di salah satu perusahaan yang ada di Kota Medan. Awalnya, ia hanya  memberanikan diri memulai usahanya sejak pulang ke kampung halaman dan beralih merintis usaha dari nol.

Namun sekarang, usaha yang dirintisnya telah dikenal di berbagai daerah yang ada di Indonesia, sejak dirintisnya tahun 2017 silam.

Di awal terjun ke dunia bisnis kopi, pria yang sering disapa Hendra Boraspati ini, mengaku hanya memanfaatkan peluang. Dia melihat, di kampung halamannya yang terletak di Pematang Raya, Ibukota Kabupaten Simalungun merupakan salah satu penghasil biji kopi terbanyak di Sumatera Utara.

Baca juga: Sejumlah Manfaat Kopi Bagi Kesehatan Anda, Bisa Untuk Diet Loh

“Pada tahun 2017, saya pulang ke kampung. Kebetulan saya punya lahan kopi dan saya bingung kopi ini mau buat apa dan mau dijadikan apa,” ujarnya saat ditemui di rumah produksinya, Jalan Salain Saragih, Pematang Raya.

Sejak itu ia memberanikan diri untuk bergabung pada kelompok tani, khusus petani kopi. Pernah ikut pelatihan tentang pengelolaan kopi di di Sidamanik dan di situlah ia ketemu dengan salah seorang anggota DPR RI.

“Di sana saya banyak mendapat pengalaman tentang kopi, mulai dari meminum kopi tanpa gula dan kopi arabika itu seperti apa,“ cerita pria berperawakan brewok ini.

Baca juga: Terkendala di Pengelolaan, Rumah Bolon di Simalungun yang Rusak Belum Diperbaiki

Setelah usai pertemuan itu, ia dijanjikan pelatihan ke Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka).

“Selama seminggu pelatihan, kemudian terbuka pikiran saya bahwa banyak sekali peluang bisnis di kopi,” ungkapnya.

Selanjutnya pada 2017,  di tahun yang sama, Hendra mendaftarkan merek produknya ke Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan pada tahun 2018 launching produknya bernama Boraspati.

Baca juga: Pengusaha Ini Sudah Berangkatkan 1.000 Tetangganya Umroh

Keunikan kopi Boraspati itu terletak pada indikasi geografis yang bisa disebut struktur tanah. Sebab kondisi tersebut  yang mempengaruhi rasa kopi itu berbeda. Sementara untuk bahan baku dari kopi Boraspati itu sendiri, berasal dari biji kopi yang terdapat di lahan sendiri dan petani sekitar.

“Kalau bahan kopinya, kita ambil dari kebun sendiri dan diolah oleh petani sekitar. Untuk penjualan kopi Boraspati sudah sampai antar provinsi seperti Pekanbaru, Yogyakarta, Jakarta dan lainnya,” tuturnya.

Sementara untuk produk kopi Boraspati dipasarkan mulai dari Rp30 ribu hingga Rp250 ribu.

Baca juga: Membelah Malam, Menikmati Kuliner Murah di Emperan Kartini Siantar

“Kalau untuk harga bisa disesuaikanlah, tergantung permintaan,” terang Hendra mengakhiri. (Abdi/hm21).

Related Articles

Latest Articles