5.5 C
New York
Friday, April 26, 2024

BI Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia 2023 Jadi 2,3 Persen

Jakarta, MISTAR.ID
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, pihaknya menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2023 menjadi 2,3 persen dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,6 persen.

“Pertumbuhan ekonomi global semakin melambat dari prakiraan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh fragmentasi politik dan ekonomi yang belum usai serta pengetatan kebijakan moneter yang agresif di negara maju,” kata Perry dalam Pengumuman Hasil Dewan Gubernur (RDG) BI periode Januari 2023 di Jakarta, Kamis (19/1/23).

Koreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi itu disertai dengan meningkatnya risiko potensi resesi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Selain itu, penghapusan Kebijakan Nol-Covid (Zero Covid Policy) di China, diprediksi akan menahan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Perry mengatakan tekanan inflasi global terindikasi mulai berkurang sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi global, meskipun tetap di level tinggi seiring dengan masih tingginya harga energi dan pangan, berlanjutnya gangguan rantai pasokan, dan masih ketatnya pasar tenaga kerja terutama di AS dan Eropa.

Baca Juga:Bank Indonesia Gelar Pertemuan Tahunan dan Peluncuran ‘Proyek Garuda’,

“Sejalan dengan tekanan inflasi yang melandai, pengetatan kebijakan moneter di negara maju mendekati titik puncaknya dengan suku bunga diprakirakan masih akan tetap tinggi di sepanjang 2023,” ujarnya.

Di sisi lain, ketidakpastian pasar keuangan global juga mulai mereda sehingga dapat meningkatkan aliran modal global ke negara berkembang. Tekanan pelemahan nilai tukar negara berkembang juga berkurang.

Sementara itu, BI memperkirakan pada 2023 pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap berlanjut, meskipun sedikit melambat ke titik tengah kisaran 4,5-5,3 persen, sejalan dengan menurunnya prospek pertumbuhan ekonomi global.

“Perbaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berlanjut didorong oleh permintaan domestik yang semakin kuat,” katanya.

Baca Juga:Rupiah Terus Melemah, Pasar Menanti Keputusan Bank Indonesia

Konsumsi rumah tangga diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat pasca penghapusan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kebijakan Masyarakat (PPKM).

Selain itu, investasi juga diprediksi akan membaik, didorong oleh membaiknya prospek bisnis, meningkatnya aliran masuk Penanaman Modal Asing, serta berlanjutnya penyelesaian Proyek Strategis Nasional.

Di sisi lain, ekspor diprakirakan tumbuh lebih rendah akibat melambatnya ekonomi global, meskipun akan termoderasi dengan permintaan dari China. Berdasarkan lapangan usaha, prospek sektor industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, informasi dan komunikasi, serta konstruksi diprakirakan tumbuh cukup kuat dengan didorong oleh kenaikan permintaan domestik.

“Sementara secara spasial, pertumbuhan ekonomi yang kuat diprakirakan terjadi di seluruh wilayah seiring dengan perbaikan permintaan domestik,” tutur Perry.

Baca Juga:Istri Bupati Batu Bara Jajal Catwalk Fashion Show Festival Bank Indonesia Siantar

Ke depan, Bank Indonesia memprakirakan rupiah terus menguat sejalan prospek ekonomi yang semakin baik dan karenanya akan mendorong penurunan inflasi lebih lanjut.

Kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor diperkuat dengan operasi moneter valas, termasuk implementasi instrumen berupa term deposit valas dari Devisa Hasil Ekspor sesuai mekanisme pasar.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi 2022 diprakirakan bias ke atas dalam kisaran 4,5-5,3 persen didorong oleh kuatnya kinerja ekspor serta membaiknya konsumsi rumah tangga dan investasi non-bangunan.

Secara kumulatif, total ekspor selama periode 2022 tercatat mencapai 291,98 miliar dolar AS atau meningkat 26,07 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (yoy). Peningkatan ekspor tersebut ditopang penguatan ekspor sektor nonmigas yang naik 25,80 persen (yoy) menjadi 275,96 miliar dolar AS dan ekspor sektor migas yang naik 30,82 persen (yoy) menjadi sebesar 16,02 miliar dolar AS.(antara/hm10)

Related Articles

Latest Articles