13.2 C
New York
Thursday, May 2, 2024

Awas! Penyakit Parkinson Cenderung Menyerang Pria

Medan, MISTAR.ID

Parkinson merupakan suatu penyakit gangguan neurodegeneratif yang berjalan progresif lambat tanpa sebab yang diketahui. Penyakit parkinson sendiri ditandai dengan berkurangnya dopamin di dalam tubuh manusia, sehingga sel saraf tidak dapat bekerja dengan baik, terutama fungsi motorik tubuh.

Penyuluhan tentang penyakit parkinson kepada para pasien disampaikan tim dokter dipimpin oleh dokter ahli neurologi dr Haflin Soraya Hutagalung SpS. Dalam rangka World Parkinson’s Day atau Hari Parkinson Sedunia yang diperingati setiap 11 April, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik mengadakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit parkinson di Ruang Tunggu Pasien Poliklinik Kardiologi Pusat Jantung Terpadu (PJT), Selasa (12/4/22).

“Penderita penyakit parkinson biasanya akan menunjukkan sindrom parkinson, yang merupakan suatu kumpulan gejala klinik,” ungkap dia.

Baca juga:Temuan Terbaru, Penyakit Parkinson Bisa Bermula di Usus

Lebih lanjut dia menjelaskan, kumpulan gejala klinik tersebut, yakni tremor atau gemetar, rigiditas atau kekakuan otot, ketidakstabilan postur, dan bradikinesia atau gerakan melambat. “Penyakit ini umum ditemukan pada populasi usia 65 tahun, di mana lebih banyak pada para pria,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, tim dokter KSM Neurologi RS Adam Malik menerangkan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit parkinson pada seseorang. Di antaranya, riwayat trauma dan stress emosional, paparan lingkungan seperti polusi udara, terpapar zat infeksius seperti pestisida, hingga memiliki riwayat keluarga dengan penyakit parkinson.

“Selain itu, ada pula faktor yang bisa menurunkan risiko atau mencegah terjadinya penyakit parkinson. Mulai dari konsumsi antioksidan seperti vitamin E, suplemen multivitamin, minyak ikan, sayuran dan buah-buahan, hingga menjauhi kebiasaan minum alkohol,” terangnya.

Baca juga:Jangan Remehkan, 5 Manfaat Kayu Manis Bagi Tubuh

Namun lanjutnya, beberapa makanan ternyata juga perlu dihindari, seperti asupan zat besi yang berlebihan, di mana telah terbukti dapat meningkatkan risiko penyakit parkinson.

Sedangkan untuk pengobatan penyakit parkinson, maka harus dilakukan penatalaksanaan umum atau suportif seperti latihan fisik dan nutrisi yang cukup, penatalaksanaan medikamentosa, hingga penatalaksanaan rehabilitasi medik yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita dan menghambat bertambah beratnya gejala penyakit ini.

“Untuk layanan pengobatan dan perawatan pasien parkinson ini juga tersedia di RSUPHAM melalui Poli Neurologi,” pungkasnya. (saut/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles