13.9 C
New York
Friday, April 12, 2024

Tujuan Pariwisata Kaldera Gunung Toba Bukan Sekadar Danau Saja

Toba, MISTAR.ID

Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Kaldera Gunung Toba dihasilkan dari letusan maha dahsyat (super vulkanik) gunung berapi. Mungkin jika disebut langsung yang ada dibenak setiap orang adalah bentangan danau dengan hamparan air bak permadani yang begitu luas dikelilingi tujuh kabupaten.

Hanya segelintir orang yang menyadari Kaldera Toba bukan hanya sekedar danau, tetapi lebih luas dari itu. Seluruh daratan yang ada di tujuh kabupaten yang ada di kawasan Danau Toba bisa dikatakan merupakan museum terbesar dunia yang mewariskan saksi bisu letusan maha dahsyat gunung berapi puluhan ribu tahun yang lalu.

Apabila ditarik dari potensi pariwisata, kawasan Danau Toba begitu sangat menjanjikan melebihi empat dari lima destinasi super prioritas yang ada di Indonesia. Mengingat kekayaan yang ada seperti, keunikan biodiversity, geodiversity yang ditinggalkan dari dampak letusan gunung berapi maha dahsyat serta budayanya dan mitologi yang dimiliki masyarakatnya yang tidak akan hilang tergerus oleh zaman.

Sangat dibutuhkan penelitian yang akurat secara ilmiah seberapa banyak keanekaragaman hayati dan keragaman geologi yang terkandung di sekitaran kawasan Danau Toba yang bisa dijadikan spot-spot wisata dalam mewujudkan kunjungan pariwisata yang lebih optimal dan tidak membosankan bagi wisatawan yang datang.

Baca Juga : Maret dan April Air Danau Toba Naik Hingga 2 Meter?

Danau Toba dikenal dunia sudah sejak lama, bahkan di tahun 1800 sudah sangat dikenal dan dibanjiri turis internasional seperti kota Parapat, Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Samosir. Tetapi, seiring waktu mereka tidak lagi muncul, bisa jadi mereka jenuh untuk kembali karena yang disajikan hanya sekedar hamparan air danau.

Di sini, agar memunculkan daya tarik wisatawan, masyarakat dan pemerintah setempat sangat dibutuhkan membaca potensi-potensi yang ada di alam Kaldera Toba sehingga pariwisatanya lebih bervariasi dan tidak menjemukan. Alhasil, dapat mengembalikan industri pariwisata kawasan Danau ke masa jayanya di tahun 1800 untuk pertumbuhan ekonomi dari sektor pariwisata.

Tidak dapat dipungkiri hampir seluruh masyarakat di kawasan Danau Toba lebih memilih untuk pertanian daripada memikirkan sektor pariwisata untuk meningkatkan ekonomi. Tetapi perlu disadari, sektor pertanian juga bisa dijadikan spot wisata yang menjanjikan. Untuk poin ini sangat dibutuhkan peran dari pemerintah khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) untuk berkolaborasi dengan Dinas Pertanian setempat, dalam upaya mewujudkan spot-spot wisata dari segi pertanian.

Daerah Kawasan Danau patut berbangga dengan perhatian pemerintah pusat dalam mendukung kemajuan pariwisatanya dengan menggelontorkan anggaran triliunan rupiah, akan tetapi mengapa situasi yang hadir itu tidak mendapat sambutan hangat dan dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah setempat dan masyarakatnya, sungguh suatu kesempatan yang dibuang sia-sia.

Related Articles

Latest Articles