9.1 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Habiskan Anggaran Rp30 Miliar, Jelang Idulfitri 1444 H Terminal Megah di Siantar Sepi

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Pembangunan terminal bus megah di Kota Pematang Siantar yang menghabiskan anggaran sekitar Rp30-an miliar, dan diresmikan pada tanggal 9 Februari 2023 lalu, terkesan sia-sia.

Pasalnya, meski sudah beroperasi sejak diresmikan bersamaan dengan Terminal Amplas di Kota Medan, terminal Kota Pematang Siantar itu masih sepi hingga menjelang Idulfitri 1444 H.

Bukan hanya sepi dari angkutan, tapi sepi juga dari sisi penumpang. Kesepian terminal yang terletak di Kecamatan Siantar Martoba itu disaksikan oleh Kepala Perwakilan Ombudsman Sumatera Utara, Abyadi Siregar, pada Selasa (18/4/23).

Baca Juga:Soal Angkutan Lebaran di Terminal Tanjung Pinggir Masih Menunggu Arahan

Abyadi melakukan Sidak ke terminal itu bersama dengan Wali Kota Pematang Siantar, dr Susanti Dewayani SpA bersama Plt Kepala Dinas Perhubungan Julham Situmorang, Kepala Satpol PP Pariaman Silaen dan Staf Ahli Wali Kota Daniel Siregar beserta pejabat Pemko lainnya.

Kedatangan rombongan tersebut disambut pihak Kementerian Perhubungan selaku pengelola terminal, yang dikomandoi oleh Rita Sinaga. Saat itu, Abyadi yang melakukan Sidak berdasarkan informasi dari wartawan, bertanya kepada Rita.

“Apakah ini sudah beroperasi efektif?” tanya Abyadi.

Baca Juga:Berapa Pendapatan Siantar dari Terminal Tanjung Pinggir? Ini Kata Pihak Pemko

“Udah, pak. Kita lihat dari jumlah data produksi angkutan,” jawab Rita.

“Maksudnya gimana itu?” tanya Abyadi lagi.

Rita tak langsung menjawab pertanyaan itu, ia menyampaikan bahwa mereka punya target. “Jadi kita itu ada target data produksi kendaraan,” ujar Rita.

“Bagaimana targetnya itu?” tanya Abyadi.

Rita lagi-lagi tak langsung menjawab pertanyaan tersebut, ia menyampaikan bahwa pegawai Kemenhub di terminal itu dibagi 3.

Baca Juga:Angkutan AKDP Diimbau Masuk ke Terminal Tanjung Pinggir Siantar

“Personel kita bagi 3, ada yang disimpang, mereka mengarahkan bus masuk kemari. Disini nanti, kita round cek, terkait fisik ataupun administrasi surat-surat. Kalau kelengkapannya sudah beres, mereka (bus) boleh lanjut,” ujarnya.

Merasa tak mendapat jawaban yang jelas, Abyadi kembali bertanya terkait sepinya terminal. “Sudah beroperasi sejak 9 Februari, kok masih sepi?” ujar Abyadi.

Tapi lagi-lagi Rita tak langsung menjawabnya. Ia menyampaikan bahwa pada hari itu di terminal ada pengecekan narkoba dengan tes urine bersama pihak BNN kepada sopir 42 unit bus, dan semuanya bebas narkoba.

“Baru saja selesai, pak. Jadi kita kasih istirahat,” ujar Rita kepada Abyadi yang menyebut besok, tes urine lanjut lagi.

Baca Juga:Lampu Jalan di Terminal Tanjung Pinggir Sudah Terpasang, Pool Tunggu Operasional

Abyadi kembali bicara. “Setelah Februari, ini sudah beroperasi, tapi sampai sekarang masih sepi, itu kenapa,” tanyanya.

“Ijin pak, kalau masalah mobiler lagi diproses, pak,” sergah Rita tanpa menjawab pertanyaan Abyadi.

Hingga beberapa kali tanya jawab, pertanyaan mengapa terminal itu sepi, belum kunjung terjawab dengan baik. Hingga kemudian, salah seorang staf Kemenhub pengelola terminal menyebut bahwa terminal belum beroperasi maksimal karena mobilernya belum lengkap, atau sedang berproses.

Baca Juga:Terminal Tanjung Pinggir Diresmikan, Ketua DPRD Warning Pemko Siantar

Namun belakangan, alasan mengenai sepinya terminal karena mobiler itu dibantah oleh Rita. Ia menyebut bahwa untuk pengoptimalan operasional terminal, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Pemerintah Kota (Pemko) Pematang Siantar.

“Kita sudah koordinasi dengan Pemko,” ujar Rita.

Mendengar itu, Plt Kepala Dinas Perhubungan Julham Situmorang angkat bicara. “Kita sudah selalu minta agar pemetaan, kapan jadwal untuk dimulainya, sampai sekarang belum ada dari orang ibu (Rita) ini, misalnya penempatan angkot (angkutan kota) dimana, itu belum ada,” ujar Julham.

Pernyataan Julham disela Rita. “Ijin pak, kalau soal pemetaan, kita sudah sharing. Bahkan kita sudah kasih satu ruangan khusus untuk Kasi Angkutan (Dishub Kota Pematang Siantar,red). Masalah angkot, kita sudah ngomong, itu pemetaannya di depan. Jadi dia sistem sorong. Untuk pengendapan (angkot), itu ada lahan dibalik tembok itu,” ujar Rita menunjuk ke arah tembok sebelah belakang terminal.

Baca Juga:Bus Wajib Masuk Terminal Tanjung Pinggir, Pengusaha Angkutan: Kami Ikuti Program Kemenhub

Adu argumentasi antara Rita dan Julham pun terjadi. Namun tak lama, semua terungkap, bahwa yang terjadi adalah miskomunikasi, sebagaimana disampaikan Abyadi sesaat sebelum meninggalkan terminal tersebut.

“Tadi kita sudah ketemu dengan Pemko dan Kemenhub, sudah diketahui mis-nya apa. Tadi sudah ada kesepakatan, mungkin besok sudah ada pertemuan, rapat teknis antara Pemko dengan Kemenhub,” tuturnya.

Menurut Abyadi, dengan beroperasinya terminal tersebut, maka akan terhindar persepsi negatif dari publik.

“Bahwa gak percuma uang yang 33 miliar itu untuk membangun ini, kan begitu. Itu yang pertama. Yang kedua, Pemko Siantar dapat merasakan manfaatnya (terminal,red) ini. Jadi angkutan yang selama ini menyebar di kota, harus dimasukkan ke dalam ini, sehingga Kota Siantar tampak manis, kayak ibu,” ujar Abyadi tersenyum kepada Wali Kota yang berdiri disampingnya.

Selanjutnya, Wali Kota Pematang Siantar dr Susanti Dewayani SpA menegaskan, bahwa Pemko sangat berharap terminal bermanfaat kepada Kota Pematang Siantar.

“Kita sangat berharap ini bermanfaat, khususnya angkutan. Kita bersyukur dengan datangnya ombudsman melihat langsung yang terjadi, sehingga kesepakatan kami, mungkin besok sudah ada tim teknis untuk berkolaborasi bagaimana menyegerakan operasional terminal ini,” ujarnya.(Ferry/hm01)

Related Articles

Latest Articles