19.1 C
New York
Monday, April 29, 2024

Forkopimda Siantar dan Tokoh Masyarakat Gelar Rakor Bahas Covid-19 dan GGA

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Pematang Siantar bersama Tokoh Masyarakat (Tomas) mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) terkait Lanjutan Penanganan Covid-19 dan Kasus Gagal Ginjal Akut Progresif Atifikal pada Anak, Senin (1/11/22).

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Pematang Siantar Sofie M Saragih dalam laporannya mengatakan, Rakor dilaksanakan untuk meningkatkan stabilitas dan kondusivitas Kota Pematang Siantar, khususnya lanjutan penanganan Covid-19 dan kasus gagal ginjal akut progresif atipikal pada anak.

Rakor yang digelar di salah hotel tersebut, kata Sofie, selain dihadiri Forkopimda dan Tomas, juga dihadiri lembaga keagamaan, organisasi kepemudaan, organisasi adat, dan seluruh pimpinan rumah sakit yang ada di Kota Pematang Siantar.

Baca juga: Kasus Covid-19 Siantar Bertambah Satu Orang

Sedangkan narasumber yang hadir yakni dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Sumatera Utara (Sumut) Tengku Awaludin dan Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Pematang Siantar atau yang mewakili. Juga Kepala Pelaksana BPBD Kota Pematang Siantar. Selanjutnya dibuka forum diskusi untuk mengakumulasi dan memformulasikan permasalahan-permasalahan yang muncul.

Wali Kota Pematang Siantar Susanti Dewayani dalam sambutannya mengatakan, Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2022 Pasal 1 ayat 4 menyebutkan bahwa Forkompinda adalah forum yang digunakan untukmembahas penyelenggaraan urusan pemerintahan umum.

Rakor, lanjutnya, sebagai sarana dan sekaligus dapat membuka wacana gagasan dan pemikiran-pemikiran baru tentang bagaimana memacu pembangunan ke arah yang lebih baik untuk mencapai Kota Pematang Siantar yang Sehat, Sejahtera, dan Berkualitas.

“Seperti yang kita ketahui, pandemi Covid-19 memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua tentang ketahanan kesehatan dan kesiapsiagaan kita terhadap pandemi yang ternyata tidak cukup kuat. Akibatnya harga yang harus kita bayar sangatlah mahal. Banyak yang sudah jadi korban bahkan kehilangan nyawa dan perekonomian pun terpuruk karena pandemi ini,” tuturnya.

Baca juga: Terkait Kasus Gagal Ginjal Akut Anak, Pemprov Sumut Imbau Masyarakat Jangan Panik

Oleh karenanya, kata Susanti, semua pihak harus bekerja sama mengatasi pandemi serta membangun arsitektur kesehatan dan kesiapsiagaan yang lebih kuat lagi untuk mengatasi pandemi tersebut.

“Momentum turunnya jumlah kasus saat ini harus dimanfaatkan dan jangan lengah. Kita masih harus melaksanakan disiplin protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk dapat memutus rantai Covid-19 dan dengan sendirinya dapat meningkatkan perekonomian kita,” sebutnya.

Masih kata Susanti, saat ini juga perkembangan kasus gagal ginjal akut pada anak sangat tinggi, yang diduga disebabkan tingginya pencemaran bahan pelarut yang di atas ambang batas yang ditetapkan.

Dikatakannya, Presiden RI dalam arahannya pada rapat penanganan kasus gagal ginjal akut menyampaikan agar semuanya memberikan perhatian bersama, mengutamakan kesehatan masyarakat, jangan menganggap ini masalah kecil.

Baca juga: 11 Anak di Medan Terkonfirmasi Gagal Ginjal Akut, 6 Meninggal Dunia

“Ini sudah menjadi masalah besar dan menyampaikan kepada Menteri Kesehatan untuk sementara obat yang diduga dihentikan terlebih dahulu, menunggu investigasi secara menyeluruh dari BPOM pada seluruh obat sirup yang menggunakan bahan pelarut, secara terbuka dan transparan,” katanya.

Namun, kata Susanti, juga harus berhati-hati dan objektif. “Harus dapat memberikan penjelasan yang akurat kepada masyarakat agar tidak terjadi kesimpang-siuran informasi di tengah-tengah masyarakat yang dapat menimbulkan keresahan dan kepanikan,” tukasnya. (ferry/hm09)

Related Articles

Latest Articles