10.7 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Aroma Ketidakharmonisan DPRD dan Wali Kota Menyeruak di Paripurna Hari Jadi Siantar ke-152

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Aroma ketidakharomisan hubungan antara Wali Kota dr Susanti Dewayani dengan DPRD selaku sesama unsur penyelenggara pemerintah daerah, tercium sangat kental terlihat dalam momen paripurna Hari Jadi Kota Pematang Siantar ke-152, Selasa (2/5/23).

Ketidakharmonisan yang pertama kali terlihat adalah saat DPRD yang langsung memulai kegiatan rapat paripurna karena memang waktu sudah lewat dari jadwal yang ditentukan, sehingga Wali Kota rombongannya terlambat menghadiri paripurna tersebut. Padahal dalam paripurna, biasanya DPRD bersedia menunggu kehadiran Wali Kota.

Bahkan, ketika Wali Kota yang memasuki ruang paripurna usai acara mengheningkan cipta, saat akan menyalami ketiga pimpinan DPRD, hanya Ketua DPRD Timbul M Lingga yang persis berada di sampingnya yang berkenan menyambutnya dengan salaman, sementara dua pimpinan lainnya yakni Wakil Ketua, Mangatas MT Silalahi dan Ronald D Tampubolon tidak menyalaminya.

Baca Juga:Momen Hari Jadi Siantar ke-152, DPRD Singgung Toleransi

Namun demikian acara tetap berjalan sesuai alurnya. Setelah Wali Kota duduk tanpa salaman dengan dua Wakil Ketua DPRD tersebut, Ketua DPRD Timbul M Lingga membacakan kata sambutannya yang diawali dengan penjelasan bahwa Hari Jadi Kota Pematang Siantar dirayakan pada tanggal 24 April 2023, namun karena pada tanggal itu merupakan hari libur nasional yaitu hari raya Idulfitri 1444 H, maka paripurna Hari Jadi dilaksanakan 2 Mei 2023.

Selanjutnya, Timbul menegaskan, Hari Jadi Kota Pematang Siantar bukan hanya seremonial belaka. Namun harus mampu meneladani sifat yang dimiliki Raja Sang Naualuh yaitu Pengasih, Pelayan, Jujur, Bertanggungjawab, Teguh Pendirian, Saling Menghormati dan Saling Membangun.

Selain itu, sifat kepribadiannya adalah Iman Yang Kuat, Rendah Hati, Sesuai Perkataan dan Perbuatan, Berbuat Untuk Rakyat, Anti Penindasan, Sakti dan Dekat Kepada Rakyat.

Baca Juga:Jadwal Paripurna Hari Jadi Siantar ke-152: Perseteruan Politik Berlanjut, Pemko dan DPRD Beda Pendapat

“Berdasarkan sifat yang dimiliki, maka beliau diberi gelar Sang Na Ualuh, yaitu Sang Raja yang memiliki 8 motto hidup. Melihat kepada sifat dan merupakan filosofi dari pemimpin kerajaan Siantar yang bernama Sang Na Ualuh Damanik, sudah selayaknya masyarakat Pematang Siantar memberikan apresiasi kepada kepribadian beliau yang dapat dijadikan motto hidup, yang merupakan kearifan lokal di wilayah Kota Pematang Siantar dan diabadikan dengan bukti nyata. Karena itu Raja Sang Na Ualuh Damanii memiliki kepribadian yang matang, dan mempunyai kearifan dan kebijaksanaan dalam menjalankan roda pemerintahan,” tutur Timbul.

Masih dalam kata sambutannya, Timbul mengatakan, sudah semestinya Hari Jadi Kota Pematang Siantar ke-152 tahun 2023 ini dijadikan refleksi terhadap jalannya roda pemerintahan dan pembangunan di Kota Pematang Siantar, dan tentunya Pemimpin Kota Pematang Siantar harus mampu mengimplementasikan sifat dari Raja Sang Na Ualuh.

Pemimpin dan aparatnya harus memiliki KASIH kepada warganya tanpa membedakan suku dan agama sehingga terbangun kekeluargaan, kesatuan dan toleransi di dalam perbedaan.

Baca Juga:Harapan Cicit Raja Sang Naualuh Damanik di Momen HUT Kota Siantar ke-152

“Pemimpin dan aparatnya harus menjadi PELAYAN kepada setiap warganya dan membuat merasa senang, nyaman dan sejahtera. Pemimpin dan aparatnya harus berlaku JUJUR dan menjadikan kebenaran jadi pangkal utama, karena itulah motto Habonaron Do Bona menjadi nilai kearifan lokal. Pemimpin dan aparatnya harus BERANI menjadi benar dan jujur dalam memberikan pelayanan warga meskipun dengan segala tekanan atau bahkan segala intimidasi dan berani dengan konsekuensi atas tindakannya,” ujarnya.

Pemimpin dan aparatnya, lanjut Timbul, harus BERTANGGUNGJAWAB atas segala program pembangunan dan kesejahteraan warganya. Pemimpin dan aparatnya harus TEGUH PENDIRIAN menetapkan dan menjalankan segala pekerjaan yang telah disepakati sebagai hasil dari kebersamaan dan musyawarah sehingga melahirkan komitmen yang menjadi pola tindakan dan perilaku.

Pemimpin dan aparatnya harus SALING MENGHORMATI terhadap warganya, terhadap sesama lembaga penyelenggara pemerintahan, tidak menghina suku ataupun agama warganya.

Baca Juga:Awali Peringatan Hari Jadi Siantar ke-152, Wali Kota Susanti Santuni Anak Yatim-Piatu

“Pemimpin dan aparatnya harus SALING MEMBANGUN yang paham apa yang menjadi kebutuhan warganya dalam meningkatkan pembangunan sehingga setiap hasil pembangunan dapat berguna dan digunakan orang lain dan dapat dinikmati bersama. Karena itu ada motto yang menjadi kearifan lokal di Kota Pematang Siantar yaitu SAPANGAMBEI MANOKTOK HITEI HAGANUPAN SIMADASI,” tutur Timbul yang lebih lanjut menyampaikan permasalah dan Pekerjaan Rumah (PR) Pemerintah Kota dibawah kepemimpinan Wali Kota dr Susanti Dewayani SpA.

“Masih banyak permasalahan dan pekerjaan rumah pemerintah kota dalam meningkatkan pembangunan di Kota Pematang Siantar, antara lain Program LISA (Lihat Sampah Ambil,red) yang dinilai gagal karena masih banyaknya timbunan sampah di tengah-tengah lingkungan masyarakat yang menyebabkan tercemarnya lingkungan, menjadi kotor dan tidak sehat. Dan tentunya visi menjadikan Kota Pematang Siantar menjadi kota sehat sama sekali tidak tercapai, dan hanya menjadi bahan retorika saja. Begitu juga dengan Indeks Toleransi Kota Pematang SiantarSiantar, jatuh terjun bebas, bahkan terlempar dari 10 besar kota toleran di Kota Pematang Siantar dibawah kepemimpinan wali kota saat ini,” beber Timbul yang menyebut bahwa pada tahun 2018, Kota Pematang Siantar nomor 3 kota toleran di Indonesia.

Baca Juga:Perkembangan Usulan Pemakzulan Wali Kota di MA, ini Informasi Terbaru dari Ketua DPRD Siantar

Selanjutnya, Timbul menyampaikan permasalahanblainnya seperti, perubahan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang hingga saat ini belum selesai, penyelesaian pembangunan outer ring road yang sampai saat ini tidak ada perkembangan, tidak ada penataan Pasar Horas atau Dwikora yang berada di inti kota, dan pembiaran terhadap pihak yang berjualan hingga menggunakan trotoar jalan dan bahu jalan yang semestinya pemerintag memberikan perhatian bagi mereka yang berjualan dengan memberikan lokasi yang tepat untuk berjualan.

Dan juga pembiaran terhadap para pedagang yang menggunakan trotoar jalan dan bahu jalan di beberapa wilayah kawasan inti kota sehingga mempersempit ruas jalan, menimbulkan kesemrautan transportasi, dan menyebabkan terjadinya kemacetan transportasi. Begitu juga dengan kesewenangan dalam melakukan mutasi para pejabat perangkat daerah yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

“Kesemuanya ini masih menjadi pekerjaan ruma yang harus dengan segera diselesaikan demi kesejahteraan masyarakat kota pematang siantar,” ujar Timbul yang melalui sambutannya mengajak seluruh warga Kota Pematang Siantar meneladani sifat kepribadian Raja Sang Na Ualuh, serta mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu padu membangun Kota Pematang Siantar.

Baca Juga:Ombudsman Heran DPRD Siantar Tak Membahas LKPj Wali Kota, Dr Mirza: Kita Menganut Asas Praduga Tak Bersalah

“Kita tidak dapat berjalan sendiri-sendiri. Keberagaman masyarakat, baik agama, etnis dan budaya harus dijaga dengan baik dan menjadi modal dasar yang kuat kepada kita untuk mewujudkan masyarakat Kota Pematang Siantar sejahtera dan bermartabat,” tutupnya.

Sementara itu, Wali Kota dr Susanti yang didaulat menyampaikan pidatonya, mengungkapkan sejumlah kondisi makro ekonomi yakni pertumbuhan ekonomi Kota Pematang Siantar mengalami peningkatan dari 1,23 persen di tahun 2021 menjadi 3, 47 persen pada tahun 2022. Dan sampai tahun 2024 ditargetkan di angka 3,38 persen hingga 4,54 persen. Kemudian, Indeks Pertumbuhan Manusia (IPM) meningkat dari 79,17 pada tahun 2021 menjadi 79,70 pada tahun 2022.

“Angka ini tertinggi kedua di Sumatera Utara, dan hingga 2024 IPM kita targetkan di angka 80,61,” ujar Susanti yang lebih lanjut mengungkapkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan dari angka 11 persen di tahun 2021 menjadi 9,36 persen di tahun 2022.

“Kita optimis untuk sampai tahun 2024 kita akan mengejar target penurunan hingga 8,57 persen,” ungkapnya.

Baca Juga:Terkait Perwa yang Bikin Heboh, Ini Tanggapan Ketua DPRD Siantar

Lebih lanjut, Susanti menyampaikan angka kemiskinan di Kota Pematang Siantar juga mengalami penurunan dari 8,32 persen pada tahun 2021 menjadi 7,88 persen pada tahun 2022. Angka ini, melebihi dari target. “Dan karenanya kita optimis bisa mencapai penurunan di angka 7,69 persen hingga tahun 2024,” sebut Susanti yang juga memaparkan angka Gini Ratio yang mengarah pada pemerataan kesejahteraan, yakni di angka 0,307 pada tahun 2021 menjadi 0,321 poin di tahun 2022.

“Kita targetkan angka Gini Ratio kita di bawah 0,3,” tukasnya.

Masih kata Susanti, ada kenaikan pada inflasi yang harus menjadi perhatian. Mengingat pada tahun 2021 angka inflasi Kota Pematang Siantar 2,12 persen meningkat menjadi 6,16 persen di tahun 2022.

“Namun kita optimis hingga 2024 inflasi kita berada di kisaran 2 hingga 1 persen,” kata Susanti yang lebih lanjut membeberkan beberapa penghargaan yang telah diperoleh antara lain, Penghargaan Siddhakarya atas kepedulian Pemerintah Kota (Pemko) Pematang Siantar dalam memotivasi dunia usaha dan UMKM yang mengedepankan prinsip-prinsip efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ramah lingkungan.

Selain itu, Pemko Pematang Siantar masuk tiga besar dalam Penilaian Pembangunan Daerah (PPD) Tingkat Provinsi Sumatera Utara (Sumut) atas inovasi yang dilakukan dalam pengelolaan pajak. Kemudian, baru-baru ini Perumda Tirta Uli Pematang Siantar menerima BUMD Awards atas pengelolaan BUMD. Ditambah beragam penghargaan lain di bidang pendidikan, kesehatan, dan lainnya yang semuanya dijadikan motivasi untuk berbuat lebih baik lagi.

Baca Juga:Pemko Siantar Segera Gelar Seleksi Terbuka Eselon II

Di awal sambutannya, Susanti mengatakan seiring perjalanan panjang yang telah dilalui selama 152 tahun, Kota Pematang Siantar mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun sosial, ekonomi, dan budaya. Ia juga menyadari masyarakat Kota Pematang Siantar menaruh harapan besar kepada penyelenggara pemerintahan agar kota ini senantiasa mengalami perubahan-perubahan ke arah lebih baik.

Dalam kesempatan tersebut, Susanti mengajak semua pihak untuk saling bersinergi dan bekerjasama dalam melaksanakan tugas pengabdian kepada masyarakat Kota Pematang Siantar sebagaimana motto Spangambei Manoktok Hitei, demi mewujudkan Kota Pematang Siantar Sehat, Sejahtera, dan Berkualitas.

“Semoga ke depannya kita sebagai elemen pemerintahan di Kota Pematang Siantar senantiasa mendapat keberkahan, yaitu orang-orang yang saat diberi amanah dapat menunaikannya dengan sebaik-baiknya dan ketika diberi jabatan dapat menjalankannya semata demi kepentingan masyarakat,” ucapnya.

Dengan demikian, kata Susanti, kelak di bawah kepemimpinannya Kota Pematang Siantar dapat bersaing dan lebih baik dari kabupaten/kota lainnya di Provinsi Sumatera Utara bahkan sampai tingkat nasional. Hal ini, sejalan dengan sikap dan perilaku pendiri Kota Pematang Siantar, Raja Sangnaualuh Damanik, yang tulus dan sukarela berbuat untuk masyarakat sampai akhir hayatnya.

Baca Juga:Usai Disidak Ombudsman RI, Pemko Siantar dan Pengelola Tanjung Pinggir Gelar Rakor

“Hendaknya juga kita memaknai dan mampu melaksanakan falsafah Habonaron do Bona (kebenaran sebagai cikal bakal segalanya) dan bukan didorong oleh nafsu semata, serta Sapangambei Manoktok Hitei (seiring seirama menggapai tujuan),” jelas Susanti yang mengaku yakin dan percaya melalui momentum peringatan Hari Jadi ke-152 Kota Pematang Siantar tahun 2023, mengingatkan semua pihak bahwa kesejahteraan warga Kota Pematang SianÈ›ar harus tetap diperjuangkan.

“Sebagai kota yang majemuk dan dihuni oleh berbagai suku, etnis, dan agama, kita harus tetap menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi di kota yang kita cintai ini. Kebersamaan dan gotong royong tentu harus tetap kita pupuk di Kota Pematang Siantar dan tentunya kita juga harus merawat dan melestarikan budaya lokal yang ada di Tanoh Habonaron do Bona ini,” tukas Susanti.

Di penghujung pidatonya, Susanti berharap peringatan hari bersejarah ini menjadi momentum bagi semua pihak untuk melakukan evaluasi terhadap yang telah dilakukan dan diberikan bagi Kota Pematang Siantar ini.

“Sehingga melahirkan momentum perubahan, bukan saja demi kepentingan pribadi, keluarga, dan masyarakat tetapi juga bagi nilai-nilai budaya dan kemanusiaan. Mari kita berbenah menjadi lebih baik dan menjadi yang terbaik yang Insya Allah akan menghantarkan kita ke kota yang lebih bermartabat. Jauh dari segala fitnah dan adu domba dan senantiasa berprasangka baik,” tutupnya.

Aroma ketidakharmonisan kembali terlihat, ketika di penghujung acara paripurna. Dimana, setelah paripurna ditutup oleh Ketua DPRD Timbul M Lingga, Wali Kota yang kembali menyodorkan tanggannya untuk menyalami Wakil Ketua DPRD, yakni Mangatas MT Silalahi dan Ronald D Tampubolon, diabaikan oleh kedua unsur pimpinan DPRD tersebut. Sementara Timbul tetap menyalaminya.

Baca Juga:Perwa Perjalanan Dinas Pemko Siantar Ternyata Baru Diinisiasi, ini Penjelasannya

Paripurna itu dihadiri Kajari Kota Pematang Siantar Jurist Precisely Sitepu SH MH, Kapolres Pematang Siantar diwakili Kompol Muri Yasnal, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Pematang Siantar Teuku Munandar, Danrindam I/Bukit Barisan diwakili Letkol Inf Edy Heriyanto, Danrem 022/Pantai Timur diwakili Letkol CPL Bomen Situmorang, Dandenpom I/1 Pematang Siantardiwakili Mayor CPM Antonius Sembiring, Plt Sekda Kota Pematang Siantar Dwi Aries Sudarto, sejumlah pimpinan OPD Pemko Pematang Siantar, para amat, sejumlah anggota DPRD, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.

Informasi tambahan, usai Paripurna tersebut, para anggota DPRD Kota Pematang Siantar melakukan ziarah ke jerat atau makam keluarga Raja Sang Na Ualuh di Pematang Kelurahan Simalungun Kecamatan Siantar Selatan Kota Pematang Siantar.(Ferry/hm01)

Related Articles

Latest Articles