15.3 C
New York
Saturday, May 18, 2024

Mahasiswa UNY Ciptakan Bahan Dasar untuk Identifikasi Sidik Jari

Yogyakarta, MISTAR.ID

Sekelompok mahasiswa dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) membuat inovasi bahan dasar untuk identifikasi sidik jari yang pada umumnya menggunakan zat kimia, kini bisa menggunakan bahan alami, yaitu biji kurma.

Tim Penelitian Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE), yang terdiri dari Ni Kadek Nabila Sesilia, Chairul Amri, Fadhilah Fitria Setyawati (Fisika), dan Saadah Vidaroini (Pendidikan Fisika), merinci temuannya dalam penelitian berjudul ‘Identifikasi Forensik Sidik Jari Berdasarkan Variasi Jenis Cetakan Berbasis Fluoresens Carbon Nanodots Berbahan Dasar Biji Kurma Berbantuan Software Tracker’.

Menurut Fadhilah, metode identifikasi sidik jari memiliki tingkat keakuratan tertinggi dibandingkan metode lainnya. Identifikasi sidik jari dilakukan dengan mengamati garis-garis pada guratan jari tangan dan telapak kaki.

“Sidik jari laten, yang sering ditemukan di tempat kejadian perkara pada kasus kriminal, merujuk pada sidik jari yang tidak terlihat dengan mata telanjang. Meskipun memiliki nilai bukti signifikan, pengambilan sidik jari harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak hilang atau rusak,” jelas Fadhilah dalam pernyataan resminya, Rabu (6/12/23).

Baca juga: LPPM Unimed Adakan Peningkatan Kualitas Mutu Penelitian Dosen

Mengambil inspirasi dari hal tersebut, Fadhilah dan rekannya mulai mempertimbangkan bahan alternatif yang dapat mempertahankan pola sidik jari, seperti nanomaterial carbon nanodots. Carbon Dots atau C-dots, merujuk pada nanopartikel karbon kecil dengan struktur poin kuantum dan ukuran nanometer.

Karbon dots ini dapat dibentuk dari berbagai struktur karbon. Limbah biji kurma dapat diubah menjadi C-dots dan digunakan untuk mendeteksi sidik jari laten dalam investigasi kriminal dan toksikologi forensik.

“Dalam penelitian sintesis C-dots, biji kurma dicuci bersih dan dikeringkan untuk menghilangkan kadar airnya. Selanjutnya, biji kurma dipanaskan dalam oven pada suhu 200°C selama 3 jam. Biji kurma kemudian dihaluskan menjadi serbuk halus dan diproses lebih lanjut,” kata Fadhilah lagi.

Proses ini diikuti dengan karakterisasi C-dots melalui serangkaian pengujian. Langkah berikutnya melibatkan pembuatan sidik jari laten, diikuti dengan karakterisasi sidik jari menggunakan C-dots sebagai alat identifikasi forensik.

Baca juga: Fakta Menarik Deja Vu Menurut Penelitian

Pengujian yang dilakukan melibatkan visualisasi mikroskop dan uji Robustness Sidik Jari. Proses tersebut dilanjutkan dengan analisis karakteristik C-dots.

“Hasil penelitian menyimpulkan bahwa sampel C-dots berhasil jika memiliki kandungan material dengan puncak absorbansi 260-360 nm dari radiasi sinar yang diserap, memiliki struktur kristal amorf, rentang panjang gelombang 400-600 nm, menghasilkan pendaran warna hijau ketika menggunakan laser UV, memiliki gugus fungsi C-H, C=C, dan C-O, serta berbentuk bulatan dengan ukuran 100-200 nm,” bebernya.

“Penggunaan C-dots untuk identifikasi sidik jari laten berhasil membentuk pola sidik jari dan menunjukkan ketahanan pola sidik jari laten meskipun disimpan selama satu bulan,” tambahnya. (berbagai sumber/hm20)

Related Articles

Latest Articles