18.8 C
New York
Tuesday, May 14, 2024

Wajarkah Kecurangan Pemilu Ditolerir?

Bertentangan dengan Prinsip Jurdil

Ini tentu sangat ironis, apalagi jika mengacu pada prinsip Pemilu, yakni Jurdil (Jujur dan Adil) maupun Luber (Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia).

Bagaimana suatu kecurangan atau pelanggaran bisa diabaikan begitu saja, ketika prinsip-prinsip dasar dalam pelaksanaannya telah dilanggar dengan sengaja?

Jika berkaca pada event olahraga, ini tentu sangat tidak fair play atau sportif (istilah yang selalu digunakan untuk menggambarkan kejujuran dan keterbukaan).

Lihat saja bagaimana klub sepakbola Everton dihukum pengurangan 10 poin di Liga Premier Inggris musim 2023-2024 ini, karena dinilai telah melakukan pelanggaran finansial.

Baca Juga: Upaya Membongkar Korupsi di Asabri, Mahfud MD Mengaku Diancam Jenderal

Atau, kita bisa mengingat bagaimana Mike Tyson didiskualifikasi dalam pertandingan tinju karena dengan sengaja telah menggigit telinga Evander Holyfield 25 tahun lalu.

Masih banyak contoh-contoh yang bisa diambil sebagai perbandingan dalam hal kecurangan ini. Pembiaran atau toleransi terhadap kecurangan kecil tentu akan berdampak atau mungkin mengakibatkan terjadinya kecurangan yang lebih besar.

Membiarkan setiap kecurangan, sekecil apa pun itu, ibarat menyaksikan dan tidak peduli ketika maling mencuri barang-barang dari sebuah toko.

Ketika terjadi pembiaran, lantaran yang dicuri dinilai belum terlalu mengurangi keuntungan si pemilik toko, maka hampir bisa dipastikan, si maling akan melakukan hal serupa di toko atau tempat lain.

Related Articles

Latest Articles