18.6 C
New York
Monday, April 29, 2024

Heroisme Panjat Pinang, Ilusi Kebangsaan dalam Bingkai Historis Romantika Kolonial

Penulis: Jalatua Hasugian

Semangat dan daya juang Bagas Prayoga (21) warga Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus (Lampung) ternyata harus kandas sebelum meraih kemenangan. Hidupnya berakhir tragis disambar petir, saat posisinya telah mencapai puncak pada lomba panjat pinang memeriahkan Hari Kemerdekaan tahun 2022 lalu. Petir besar yang menyambar tubuhnya, mengakibatkan korban spontan terjatuh ke bawah dan nyawanya tak tertolong.

Masih di tahun 2022, Andika Riansyah (21), pemuda asal Kecamatan Pontianak Barat, (Kalbar) ditemukan meninggal dunia di Sungai Kapuas. Andika diduga tenggelam usai mengikuti perlombaan panjat pinang yang digelar di sebuah sungai, juga memeriahkan perayaan Hari Kemerdekaan.

Korban lainnya, masih tahun 2022 adalah Azwar Anas (40), warga Lombok Barat (NTB) yang juga meninggal dunia usai terjatuh saat mengikuti panjat pinang, Senin (9/10/2022). Bedanya, kegiatan panjat pinang kali ini digelar bukan menyambut Hari Kemerdekaan, tetapi dalam rangka peringatan sebuah perayaan keagamaan di Desa Persiapan Tunjung Sari, Kecamatan Batulayar.

Contoh insiden yang tak terduga dan jelas di luar ekspektasi panitia panjat pinang ini, sontak menjadi viral di media sosial dan jadi trending topik pemberitaan media arus utama. Argumentasi pro dan kontra mengemuka menyikapi kasus ini. Banyak yang menyesalkan adanya korban jiwa dalam perhelatan yang sejatinya merupakan hiburan rakyat yang sudah dikenal di seantero nusantara ini.

Baca juga:Peringatan HUT RI ke-78, Panjat Pinang Renggut Nyawa di Deli Serdang

Uniknya, meski kerap menelan korban jiwa, perhelatan heroik yang identik dengan perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ini tak lantas vakum? Faktanya! Pascapandemi Covid-19, permainan beregu yang menguras energi dan kesiapan mental, serta kerja tim yang solid ini menyeruak kembali. Bahkan pada tahun 2023 ini meriahnya panjat pinnag kembali menggema di seantero tanah air.

Korban jiwa pun kembali jatuh! Eka Prasetya (36) akhirnya meninggal dunia setelah tertimpa rekannya saat mengikuti lomba panjat pinang di Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang (Sumut), Kamis (17/8/2023). Padahal niatnya bukan sekadar berebut hadiah yang digantung di atas pohon pinang, tetapi turut memeriahkan perayaan kebanggaan rakyat Indonesia, yakni Hari Kemerdekaan sekaligus menunjukkan ‘semangat’ kebangsaan yang tinggi.

Related Articles

Latest Articles