8 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Kun Bokator, Seni Beladiri yang Sudah Berusia Ribuan Tahun

MISTAR.ID-Lagu kebangsaan Indonesia Raya menggema di Hall C Chroy Changvar Convention Center, Phnom Penh, Kamboja. Sorotan cahaya lampu mengarah ke podium yang diisi oleh para atlet pemenang. Rasa haru seketika timbul saat prosesi Sang Merah Putih dikibarkan ke tiang tertinggi itu.

Indonesia pantas berbangga. Medali emas tergenggam di tangan atlet cabang olahraga (Cabor) kun bokator. Cabor ini menjadi penyumbang medali pertama bagi Indonesia yang bertanding di Sea Games ke-32 Kamboja.

Pencapaian sukses Indonesia di cabang olahraga bela diri tradisional ini dimulai dari perolehan medali perak oleh Alfadhila Ramadhan pada nomor bokator spirit form perseorangan putra.

Tak hanya menjadi yang pertama meraih medali di tim kun bokator, tim nasional Alfadhila juga merupakan atlet pertama yang mempersembahkan medali pertama bagi Indonesia secara keseluruhan.

Baca Juga:Ini ‘Amunisi’ Penting Bagi Atlet Kun Bokator

Tak mau ketinggalan mengukir prestasi, lima atlet lainnya menyusul menambah lima buah medali perunggu. Kelimanya adalah Riana Oktavia dari kelas spirit form perseorangan putri, Gema Nur Arifin dari kelas bamboo shield form perseorangan putra, Delsya Anggraeni kelas bamboo shield form perseorangan putri, Dzaki Fadhlurrohman kelas bare hands form perseorangan putra, serta Dwi Jayanti dari kelas bare hands form perseorangan putri.

Panen medali pun terjadi di cabor yang diperkirakan sudah ada seribu tahun lalu itu. Medali emas pertama diraih oleh Muhammad Martin Ramadhan, Tedi Hidayat, dan Sendiagi Putra di nomor Bare Hand Form Grup Putra

Tak Tim putri Indonesia untuk nomor yang sama juga mendapatkan emas. Tim tersebut diperkuat Rana Oktavia, Riva Hijriah, dan Eni Tri Susilowati. Indonesia kembali mengungguli Kamboja sebagai negara asal cabang olahraga ini.

Baca Juga:Cabang Kun Bokator Dulang 6 Medali untuk Kontingen Indonesia di SEA Games 2023

Kesuksesan itu disusl oleh Gema Nur Arifin dan Yazid Hanifam Kurniawan. Keduanya meraih medali emas untuk nomor Duo Group Performance Putra. Selain medali emas, Indonesia juga meraih medali perak dan perunggu melalui atlet kun bokator lainnya.

Cabor kun bokator pun menjadi sorotan para netizen Indonesia. Cabang olahraga ini ramai diperbincangkan. Seperti apa sih sebenarnya kun bokator?

Digunakan Militer

Dari penelusuran Mistar, ternyata olahraga kun bokator adalah salah satu dari tiga cabang olahraga khas negara Kamboja yang dipertandingkan dalam Sea Games 2023. Cabor ini masuk dalam klasifikasi ilmu beladiri.

Penilaian pemenangnya berdasarkan gerakan dan gaya bertarung dari masing-masing atlet. Jauh sebelum menjadi olahraga ini dipertandingkan secara resmi, kun bokator ternyata digunakan pasukan militer Kamboja untuk bertarung atau membela dirinya.

Kun Bokator muncut saat Kekaisaran Khmer yang menguasai sebagian besar kawasan Asia Tenggara dalam rentang abad ke-9 dan ke-15. Teknik bela diri ini kemudian dikembangkan menjadi alat pertahanan diri dan diajarkan sebagai cara untuk melindungi tanah dan rakyat Kekaisaran Khmer.

Baca Juga:Jadi Tuan Rumah SEA Games 2023, Kamboja Berguru Pencak Silat di Indonesia

Kun Bokator difokuskan pada gaya menyerang dengan tendangan, lemparan, kuncian sendi dan gulat. Penggunaan seluruh bagian tubuh sebagai senjata menjadi pembeda dengan seni bela diri lainnya.

Jadi tak heran, orang yang sedang mempelajari kun bokator akan difokuskan untuk melatih siku, lutut, tulang kering, bahkan kepala untuk menyerang lawan tanding. Tekni gerakannya berakar pada gerakan hewan. Setiap gerakan mewakili hewan yang berbeda.

Mengutif Antara, Kun bokator selama ini ditujukan untuk mengembangkan kekuatan mental dan fisik, serta disiplin para atletnya melalui teknik pertahanan diri dan filosofi tanpa kekerasan.

Pelatihan kun bokator tidak hanya tentang teknik dan keterampilan fisik, tetapi juga tentang disiplin mental tentang bagaimana menghormati alam dan berperilaku sopan santun dalam masyarakat.

Baca Juga:Pencak Silat Indonesia Raih 2 Emas di SEA Games 2023

Di Kamboja sendiri, atraksi kun bokator masih sering ditampilkan sebagai bagian dari upacara ritual yang ditujukan sebagai persembahan bagi dewa setempat dan acara perayaan lainnya. Atraksi ini dipadu dengan unsur lain, seperti tarian, musik dan pengobatan tradisional.

Pencak Silat

Lalu apa yang menjadi pemicu hingga atlet Indonesia mampu mengukir prestasi gemilang di cabor kun bakator ini?

Seni bela diri pencak silat menjadi pondasi para atlet Indonesia yang berlaga di Sea Games 20023. Setidaknya hal ini diyakini atlet kun bokator putri Indonesia, Desyla Anggraini yang sukses memboyong dua medali perunggu. Kedau medali itu direngkuhnya dari nomor mixed dan single bamboo shield form.

“Pencak silat menjadi dasarnya sehingga kita jadi lebih bagus dari atlet bokator dari negara asalnya. Bahkan beberapa negara mengakui bahwa kita lebih baik dibanding atlet bokator aslinya,” kata Deslya yang ditemui usai upacara penyambutan atlet SEA Games di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Rabu (11/5/23) malam.

Baca Juga:Parguruan Dihar Perkenalkan Pencak Silat Simalungun

Kun bokator merupakan bela diri yang gerakannya lebih dekat dengan muay thai yang berasal dari Thailand ketimbang pencak silat. Namun hal itu tidak menghalangi para atlet kun bokator Indonesia beradaptasi dan meraih prestasi pada tampilan perdana di SEA Games 2023.

Desyla dan rekan setimnya yang sudah terlebih dahulu mnguasai silat, baru mempelajari kun bokator sekira tujuh bulan silam. Mereka benar-benar mempelajari bela diri tersebut dari nol.

“Dasar kami benar-benar dari nol. Ketika dipanggil ke Jakarta, pelatih asal Kamboja dihadirkan untuk melatih kami,” kata Desyla yang mempelajari pencak silat Pamur itu.

Setelah tiga bulan mempelajari dasar kun bokator, barulah tim memasuki tahapan penguasaan teknik, pemantapan gerak, penajaman gerak, dan pembiasaan dengan peraturan di bela diri tersebut.

Baca Juga:Pencak Silat, Warisan Budaya Indonesia yang Diakui di Belanda

Walau telah mampu menorehkan prestasi di cabor kun bokator, Desyla mengaku tidak akan melupakan akarnya sebagai atlit pencak silat dan tetap siap jika dipercaya untuk mewakili indonedia bertarung di cabang olahraga ini.

“Saya tetap fokus di pencak silat, tapi kalau misalnya ada pertandingan-pertandingan bokator, kami siap untuk membela negara,” pungkas Desyla.(mtr1/hm01)

Related Articles

Latest Articles