11.7 C
New York
Wednesday, May 1, 2024

Peraih Kalpataru Ajak Warga Toba Ambil Nilai Positif dari Kritik Soal Kebersihan

Toba, MISTAR ID

Peraih penghargaan Kalpataru Marandus Sirait, menilai kritikan oleh Deputi Kemenkomarves soal kebersihan harus Kabupaten Toba harus bisa diambil nilai positifnya.

Dengan kritikan tersebut, kata Marandus, kabupaten ini harus lebih berbenah dan lebih semangat lagi dalam menggalakkan kebersihan sehingga kritikan tersebut dapat terbantahkan dengan sendirinya.

Penerima penghargaan Kalpataru dari Presiden SBY itu berpendapat, bahwa kritikan itu tidak harus dilihat dari sisi negatif saja, seperti apa yang disampaikan oleh Pak Odo.

Jika dikaji secara baik serta akal sehat, kata Marandus, justru yang dikatakan itu harus bisa menjadi pemacu masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Toba menerapkan budaya bersih dalam menyambut Destinasi Pariwisata Super Prioritas.

Baca juga: Kritik Soal Sampah Oleh Kemenkomarvest, Petugas Kebersihan Toba Kecewa

“Langkah yang diambil kabupaten lain se-kawasan Danau Toba, seperti Simalungun dampak pernyataan deputi kementerian langsung direspon mereka. Kabarnya hari ini Kabupaten Simalungun berpusat di Parapat akan menggelar gotong-royong massal dengan mengerahkan 100O orang dalam program bersih,” kata Marandus, Jumat (8/3/24).

Ia menilai, tidak ada salahnya Kabupaten Toba juga melakukan hal yang lebih besar lagi dalam program bersih-bersih secara serentak dari tingkat desa, kecamatan dan kabupaten dengan arahan dari Bupati Poltak Sitorus.

Hal ini juga, kata Marandus, dapat menjadi bukti bahwa warga Kabupaten Toba tidak anti kritik.

“Apabila kita memikirkan secara matang dengan hati yang tenang, pernyataan tersebut semakin menantang kita untuk membuktikan kepada dunia bahwa Kabupaten Toba akan melakukan sedaya upaya menjadikan daerah pariwisata yang lebih bersih dan mendapat sanjungan dari seantero jagad,” lanjutnya.

Dengan kegigihan dan keseriusan pemerintah serta masyarakat berkolaborasi bukan tidak mungkin Toba akan mendapatkan predikat kabupaten terbersih di Kawasan Pariwisata Super Prioritas (DPSP).

Baca juga: Toilet di Kantor Disdikpora Toba Tak Berfungsi Maksimal

Ia pun mengajak pemerintah dan warga untuk menentukan sikap dan tekad untuk serius mewujudkan budaya bersih di Kabupaten Toba.

Marandus menambahkan, bahwa seharusnya masyarakat dan Pemkab Toba patut mengucapkan terimakasih kepada Pak Odo yang memberikan kritikan pedas terkait kebersihan di wilayah oni.

“Melalui kritikan tersebut kita bisa introspeksi diri, sesungguhnya sudah siapkah kita menerima predikat salah DPSP di Indonesia yang akan memajukan sektor pariwisata, sehingga mampu meningkatkan ekonomi melalui sektor pariwisata. Marilah kita menjawab tantangan tersebut melalui keseriusan seluruh stokeholder untuk industri dunia pariwisata,” urai Marandus.

Marandus tidak asal melontarkan pendapatnya. Sejak adannya kritikan tersebut, Cafe Binanga dan Taman Eden yang dikelolanya secara rutin melakukan kegiatan gotong-royong untuk memberikan motivasi kepada masyarakat sekitar dan pelaku wisata agar budaya bersih tertanam di benak setiap orang.

Masih menurut Marandus, jika mau jujur, sesungguhnya Kabupaten Toba memang terlihat kotor.

Jika dilakukan survei dari desa hingga kecamatan, kata dia, masih banyak sampah berserakan dan sepertinya belum ada kesadaran dari warga dan untuk menerapkan pola hidup bersih dari sampah untuk mendukung pariwisata.

Baca juga: Ucapan Pemindahan Tuan Rumah F1H2O Jadikan Toba Tidak Kondusif

“Sudah selayaknya penilaian Deputi Kemenkomarves dan bila perlu Bapak Presiden Republik Indonesia juga angkat bicara terkait kebersihan agar Toba semakin sadar dan mawas diri,” tandasnya.

Marandus mengaku kesal, mengapa terjadi keresahan setelah pernyataan dari kementerian menjadi viral.

“Sudah sering kami pegiat mengkritisi masalah sampah yang ada di Sungai Toba (Sungai Asahan), sungai di Kecamatan Lumbanjulu dan lainnya. Seharusnya Bupati Toba mencontoh cara Walikota Surabaya dalam menangani kebersihan,” katanya lagi.

“Tetapi kritikan kami diabaikan karena tidak memiliki dampak dan pengaruh. Berbeda apabila kementerian yang berbicara langsung mendapat respon yang ditanggapi seantero jagad,” pungkasnya. (Nimrot/hm22)

Related Articles

Latest Articles