Sunday, January 19, 2025
logo-mistar
Union
SIMALUNGUN

Masyarakat Adat Sihaporas Gelar Ritual Doa Tolak Covid-19

journalist-avatar-top
By
Thursday, May 27, 2021 12:14
12
masyarakat_adat_sihaporas_gelar_ritual_doa_tolak_covid_19

masyarakat adat sihaporas gelar ritual doa tolak covid 19

Indocafe

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Ratusan masyarakat adat dari Lembaga Adat Keturunan Ompu Mamontang Laut Ambarita Sihaporas (Lamtoras) mengadakan ritual doa kepada Tuhan memohon agar terhindar dari Covid-19 yang disebut warga sekitar ” Mombang Boru Sipitu Sundut ” yang berlangsung di dekat gerbang Desa Nagori Sihaporas, Pematang Sidamanik, Simalungun.

Tetua adat Lamtoras Sihaporas, Mangitua Ambarita (65) mengatakan, acara tradisi adat Mombang Boru Sipitu Sundut ini merupakan ritual atau doa kepada Debata Mulajadi Nabolon, Tuhan Yang Maha Esa untuk memohon diberikan kesehatan.

“Kita berdoa terutama agar terhindar dari virus corona yang sedang terjadi di seluruh dunia,” ujar Mangitua Ambarita, tetua adat Lamtoras Sihaporas yang memimpin acara dan merangkap Wakil Ketua Umum Lamtoras, Kamis (27/5/21).

Baca juga: Lama Dinantikan Masyarakat Sihaporas, PT TPL Serahkan Bantuan Fasilitas Air Bersih

Lanjut Mangitua alias Ompu Morris Ambarita seorang penganut Katolik, menambahkan, ritual Mombang Boru Sipitu Sundut yang mereka lakukan tersebut berlangsung pada Selasa (25/5/21) kemarin. Tak hanya berdoa terhindar dari corona, tapi juga berdoa kepada Tuhan untuk kesejahteraan warganya seperti keberhasilan para pekerja atau pegawai, dagangan pedagang makin laris serta keberhasilan pertanian dan peternakan para petani.

“Mombang Mombang Boru Sipitu Sundut ini adalah satu dari tujuh tradisi adat batak yang diwariskan Ompung Mamongtang Laut Ambarita di Sihaporas. Tradisi ini mirip dengan Manganjab. Bedanya, Mombang Boru Sipitu Sundut dilaksanakan di horbangan (gerbang) masuk ke kampung dan Manganjab diadakan di ladang,” kata Mangitua.

Porhanger Gereja Stasi Santo Yohanes Pembaptis menyebutkan bahwa warisan budaya ini memperlihatkan dua ibu tua, duduk di hadapan tetua adat. Keduanya, menurut Mangitua, menjadi media hasoropan, (kesurupan atau trance), mirip kbudaya adat Bali. Mereka adalah Nai Noveana br Ambarita (72) medium untuk Raja Sisimangaraja, dan Ompu Rosna Br Bakkara raga hasoropan Ompu Mamontang Laut Ambarita.

Tampak di lokasi acara, Ketua Umum Lamtoras Judin Ambarita (Ompu Sampe Ambarita), kakek 76 tahun. Juga hadir Tenaga Ahli Kementeri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk Wilayah Kabupaten Simalungun Royani br Harahap dan Kapolsek Sidamanik AKP Ely Nababan bersama tim dan pegiat adat dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN).

Baca juga: Atasi Krisis Air Bersih, Rp70 Miliar APBN Dikucurkan ke Tarutung

Kemudian ada pula puluhan aktivis mahasiswa dari Kelompok Cipayung antara lain perwakilan GMKI, GMNI, dan PMII menghadiri acara tradisi adat batak yang diselenggarakan Lamtoras di Dusun Lumban Ambarita Sihaporas, Desa/Nagori Sihaporas, Kecamatan Pamatang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

“Kita patut dukung dan lestarikan acara Mombang Boru Sipitu Sundut, tradisi adat yang dilaksanakan Lamtoras. Ini adalah kearifan lokal masyarakat, doa kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Kuasa,” ujar Royani br Harahap.

Potong Hewan dan Menumbuk Beras

Tradisi Mombang Boru Sipitu Sundut tampak dipersiapkan warga sejak pagi. Mereka antara lain menumbuk beras agar jadi tepung untuk diolah menjadi itak, berbahan beras campur kelapa dan gula. Tampak juga ‘parhobas’ atau pekerja memotong seekor kambing bulu warna putih, ayam jantan berbulu putih, mirah/merah dan jarumbosi (lurik).

Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Bed dan Ruang Isolasi di Simalungun Masih Aman

Warga juga menyiapkan daun sirih, daun pisang, bunga, bambu, jeruk purut, tebu serta buah-buahan. Lalu janur enau atau aren, diikatkan di pagar, seputar lokasi di tepi jalan di kampung tersebut. Wadah anyaman bambu berhias janur dan daun sirih yang digunakan warga sebagai perlengkapan doa, disematkan pada pilinan ijuk. Wadah itulah yang dinamai mombang, kemudian dikerek ke ujung bambu, setinggi kurang lebih 5 meter.

“Kita panjatkan doa-doa kita kepada Debata Mulajadi Nabolon, Tuhan Yang Maha Kuasa, semoga kira sehat-sehat dan panjang umur. Jauh sial dan sakit penyakit, berhasil segala pertanian dan urusan.” ujar Mangitua Ambaraita. (hamzah/hm09)

journalist-avatar-bottomLuhut

RELATED ARTICLES