13.2 C
New York
Tuesday, April 30, 2024

Plastik Penyumbang Terbesar Sampah di Kota Medan

Medan, MISTAR.ID

Penyumbang terbesar sampah di Kota Medan 90 persen adalah sampah plastik, hampir disetiap lingkungan sampah plastik bisa dijumpai. Maka upaya dalam penanganan sampah diperlukan adanya kolaborasi berbagai pihak diantaranya pemerintah, pihak swasta dan masyarakat.

Hal ini dikatakan Nova Dwiyana dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Medan dalam webinar bertajuk No Plastik Online Festival, yang digelar oleh Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) bersama KKSP, P3MN, Bali Fokus dan Sokola yang didukung dari TDH German, Jum’at (28/8/20).

Dikatakannya peran pemerintah membuat regulasi dan  edukasi pada masyarakat. Lalu peran masyarakat harus berperan melakukan pemilihan dan membuang sampah pada tempatnya.

Baca juga: Menko Kemaritiman ajak masyarakat perangi sampah plastik

“Sedangkan peran pihak swasta dapat menyediakan produk yang tidak sekali pakai atau produk yang lebih ramah lingkungan serta mendorong pelaksanaan daur ulang plastik bank sampah merupakan salah salah satu bentuk komitmen kolaborasi diantara ketiga pihak itu,” ungkapnya.

Direktur Eksekutif PKPA Keumala Dewi mengatakan tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya limbah plastik dan mendorong keikutsertaan anak dan orang muda dalam kampanye pencegahan penggunaan produk berbahan plastik sekali pakai dan pengelolaan limbah plastik kemasan.

Baca juga: Mencegah Sampah Jadi Sampah, Jabusihol Didik Anak-anak Kelola Sampah

“PKPA mengimplementasikan Project No Plastik di 2 lokasi, Gg Maju 8 dan Gg Kompos yang sama-sama berada di Kecamatan Kuala Bekala dan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai pemulung,” jelas Keumala.

Project No Plastik ini, tambah Kuemala, melahirkan sebuah komunitas yang diinisisi oleh anak-anak dan pemuda yang diberi nama Laskar No Plastik dengan 23 anggota inti yang rutin melakukan pelatihan regular untuk meningkatkan pengetahuan tentang konservasi lingkungan, terutama terkait upaya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan pemanfaatan limbah plastik di masyarakat.

“Laskar No Plastik, yang berasal dari masyarakat yang selama ini hidup dari pengelolaan sampah, juga telah melakukan sosialisasi ke lima sekolah di kota medan dan mengedukasi siswa-siswi di sekolah tersebut untuk ikut dalam upaya reduce, reuse dan recycle menggunakan media ular tangga raksasa,” tambahnya.

Di tengah pandemic Covid-19, Laskar No Plastik tetap melakukan sosialisai terkait upaya menjaga lingkungan melalui kompetisi debat online, IG live dan nonton bareng film dokudrama yang menceritakan dinamika yang dialami masyarakat selama memulung sampah dan peluang pembuatan ecobrick sebagai alternative mengurangi limbah plastik dengan daur ulang sampah yang dapat dikembangkan menjadi ecopreneurship skala komunitas.

Baca juga: Jangan Mau Dikuasai Sampah

“Saat ini Laskar No Plastik telah memanfaatkan ecobrick menjadi taman skala mini serta furniture berbentuk sofa dan meja. Pemanfaatan ecobrick ini akan terus dikembangkan dengan kerjasama bersama pemerintah daerah, sektor bisnis dan komunitas,” lanjut Keumala.

Maka, No Plastik Online Festival adalah pendekatan kreatif yang dilakukan untuk tetap mengapresiasi dan memberi wadah kepada anak-anak dalam menyampaikan aspirasi mereka dibidang pelestarian lingkungan dan pemanfaatan limbah dengan cara yang kreatif dan ramah anak di tengah wabah pandemi Covid-19.

No Plastik Online Festival adalah inovasi yang diinisiasi untuk menggantikan platform offline yang tidak mungkin dilakukan di masa pandemic Covid-19. Rangkaian mencakupi Webinar “Ayo jadi Jagoan No Plastik” Lomba Video Ecobrick Creation dan Upcycling Fashion Design, Lomba Debat Online kategori SMP dan SMA, Screening dan Bedah Film Online “The Plastic” dan Talkshow “Merdeka dari Sampah Plastik”.

“Semua Itu telah dilakukan sejak Juli 2020 dan diakhiri Talkshow online bertajuk “Merdeka dari Sampah Plastik” yang dihadiri oleh stakeholder potensial yaitu Pemerintah daerah, Sektor Bisnis, Media dan Komunitas yang fokus pada pemenuhan hak anak terhadap akses lingkungan yang bersih dan sehat,” pungkas Keumala.

Baca juga: Remaja 18 Tahun Dapat Mobil Mewah Usai Bersihkan Sampah Aksi Protes

Khairiah Lubis dari DAAI TV mengatakan perlu kepedulian bersama untuk memahami manfaat sampah dan bisa didaur ulang, bahkan bisa memberikan dampak ekonomi. “Dari gerakan bersama DAAI TV dengan yayasan Budha TzuChi. Ada beberapa green point dan depo pengelolannya sampah yang bisa didaur ulang,” jelasnya.

Sri Wulan dari Laskar No Plastik mengatakan kepeduliannya terpancing karena sudah menyaksikan betapa sampah plastik bertambah dari hari-kehari. “Karena itulah kami anak-anak yang dekat dengan sampah terpanggil dan mau meleburkan diri ke dalam Laskar No Plastik dan berupaya menggunakan kembali, atau mengolahnya menjadi ecobrick,” pungkasnya. (Anita/hm06)

Related Articles

Latest Articles