Medan, MISTAR.ID
Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Medan menyatakan, hingga Jumat (6/11/20), angka suspek Covid-19 mencapai 304 orang. Sedangkan jumlah konfirmasi Covid-19 mencapai 6.953 orang.
Sementara itu, untuk pasien yang telah sembuh dari Covid-19 sebanyak 5.329 orang dengan penambahan per Kamis (5/11/20) sebanyak 45 orang, meninggal 303 orang serta dirawat sebanyak 1.321 orang.
Angka tersebut diperoleh dari Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Medan dr Mardohar Tambunan MKes saat menggelar konferensi pers di Posko Satgas Covid-19 Medan di Gedung Serba Guna PKK, Jalan Rotan Proyek Petisah, Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan.
Baca Juga:Angka Kesembuhan Penderita Covid-19 di Sumut Meningkat 70,63 Persen
“Artinya, sudah banyak penurunan kasus Covid-19 dan tingkat kesembuhan itu semakin lama semakin meningkat. Berarti, kerja yang selama ini dilakukan sudah berjalan cukup baik dan sudah menampakkan titik terang, namun belum sempurna. Hal tersebut menandakan bahwa masyarakat sudah mulai sadar akan bahaya virus ini,” ujarnya.
Dikatakan Mardohar, berdasarkan data dari rumah sakit yang ada diMedan, saat ini sudah mulai tersedianya kamar inap yang kosong. Bahkan, saat ini jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) yang banyak.
“Penambahan kasus Covid-19 malah kebanyakan bukan dari kaum lansia, melainkan usia mulai dari 30-40 tahun. Itu biasanya berasal dari keimunan yang kuat, kemungkinan sanggup untuk melakukan isolasi mandiri, di rumah, ataupun yang sudah disediakan pemerintah pusat,” ungkap Mardohar.
Baca Juga:Konfirmasi Covid-19 di Sumut Tembus 8.241
Meskipun begitu, tambah Mardohar, semua orang tetap harus memperhatikan pola hidup sehat dan menerapkan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di masa pandemi Covid-19 saat ini. “AKB yang harus kita terapkan adalah memakai masker saat beraktivitas di luar rumah, mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer dan menjaga jarak antara satu dengan yang lain,” ujarnya.
Menurutnya, kaum muda lebih fleksibel dalam beraktifitas dan cukup susah untuk sadar mengenai Covid-19. Sebab, gaya hidup mereka yang terbiasa untuk berinteraksi dengan orang lain dan gemar beraktivitas di luar rumah seperti nongkrong di kafe.
“Namun, bukan saya menyalahkan kafenya, tapi pada perilakunya yang belum menerapkan AKB. Dulu, kita memfokuskan penanganan lansia, karena mereka yang rentan tertular akibat penyakit bawaan yang diderita sebagai contohnya diabetes dan penyakit jantung,” pungkasnya. (anita/hm12)