14.7 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Ketika Mal di Kota Medan Tak Lagi Primadona

Medan, MISTAR.ID

Gedung megah sebagai tempat wahana belanja itu tak lagi terlihat mentereng di Kota Medan. Tak lagi menjadi primadona karena kini terlihat kosong terlantar bak ‘rumah hantu’.

Mal, supermarket atau apalah namanya itu tak lagi terlihat mengasikan untuk menjadi tempat berbelanja, cuci mata, mejeng, atau menjadi titik temu untuk berjumpa. Yang ada sepi bagai tak berpenghuni. Sejumlah toko di dalamnya sebagian besar sudah tutup atau malah sudah tak ada isi sama sekali.

Kemegahan sejumlah mal, supermarket, atau yang lainnya sepertinya tak lagi menyelerakan.

Memang beberapa tahun belakangan ini sejumlah mal dan pusat perbelanjaan di Kota Medan mulai meredup atau sepi. Apalagi sejak pandemi Covid-19, banyak pusat perbelanjaan yang tutup. Padahal pusat perbelanjaan di Kota Medan dulunya menjadi tempat orang orang asal Aceh dan juga Pekan Baru melancong, yang menjadikan tempat “surganya berbelanja” menghabiskan uang mereka. Sekarang nyaris tidak lagi.

Memang sepinya mal ini bukan terjadi di Kota Medan saja, melainkan di beberapa daerah di Indonesia.

Penasihat Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Provinsi Sumatera Utara, Herri Zulkarnain mengatakan bahwa hampir semua mall di Indonesia juga mengalami sepinya.

“Jadi kondisi ini tidak hanya terjadi di Medan, Sumut hampir di seluruh Indonesia ya. Bahkan tidak pada mal saja, kondisi di pasar tradisional yang semi mall juga mengalami daya beli yang cukup turun,” ujar Herry baru baru ini.

Yah daya beli sejak Covid-19 hingga kini belum terdongkrak. Ditambah lagi ancaman elnino, kekeringan, peperangan dan lainnya yang juga melanda dunia turut memperparah daya beli masyarakat.

Baca juga:PT Medan Plaza Centre Dinyatakan Pailit

Di Medan yang teranyar penutupan mal terjadi di Medan plaza yang mengalami pailit. Medan Plaza sebelumnya terbakar pada 2015 lalu dan memang tidak dibuka lagi. Ada pula Palladium yang hits di tahun 2005 namun berakhir atau ditinggalkan konsumen di tahun 2017/2018. Demikian juga Ramayana yang harus tutup karena tak sanggup membayar sewa pada Pemko Medan. Yang terasa miris adalah Hermes, mal yang diawal berdirinya begitu membuat masyarakat medan penasaran dengan tampilan modern yang mereka tawarkan, itu pun tak mampu bertahan. Hermes Palace Medan tutup saat pandemi, bertahan hanya bioskopnya saja dan kini sudah milik pihak ketiga.

Meski terlihat beberapa mal yang masih bertahan seperti Medan Mal dan Plaza Medan Fair kondisinya pun nyaris tak berpenghuni. ini bisa dilihat toko toko yang tak lagi dibuka, serta jumlah kendaraan parkir yang bisa dihitung dengan jari.

“Lalu ada Focal Point Medan, Manhattan, Ring Road City Walk juga sepi. Inilah fenomena belanja itu. Memang disamping daya beli, masyarakat juga sesekali main ke mall. Lantaran masyarakat perlu penghematan karena situasi ekonomi belum begitu membaik,” pungkas Herry.

Herri mengatakan kondisi ini karena dampak dari Pandemi Covid-19, kemudian berjalan waktu dua tahun Covid-19 masuk penyesuaian. Lalu berakhirnya Covid-19 juga masuk penyesuaian.

“Nah, pada masa itu banyak masyarakat kita yang di PHK. Otomatis daya beli juga berkurang, masyarakat menengah ke atas juga mengencangkan ikat pinggang,” sebutnya.

Memang, jauh sebelumnya fenomena penutupan mal sudah terjadi. Tercatat deretan mal dan supermarket yang tutup di Kota Medan sebelum Covid melanda. Sebut saja Deli plaza, plaza ini dulunya begitu populer apalagi letaknya yang begitu strategis di Jalan Guru Patimpus. Deli Plaza kemudian tutup dan kini digantikan oleh Deli Park dan Podomoro.

Baca juga:Masa Tutup Plaza di Sumut Diperpanjang Hingga 28 April 2020

Kemudian Aksara Plaza. plaza ini sudah lama mengalami pasang surut. Artinya menjadi pusat perbelanjaan yang mengakomodir warga Deli Serdang yang dulunya cukup digandrungi.

Keberadaan mal lama tidak bisa bertahan lama terlebih ketika muncul mal baru seperti Sun Plaza dan Plaza Medan Fair kala itu.

Related Articles

Latest Articles