16.6 C
New York
Wednesday, May 1, 2024

Gubernur Edy Ingatkan Masyarakat Jangan Buka Lahan dengan Cara Membakar

Medan, MISTAR.ID

Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi mengingatkan masyarakat jangan membuka lahan baru dengan cara membakar. Hal ini ditekankan Edy, lantaran total kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumut terutama di Perbukitan dan sekitar Danau Toba, Kabupaten Samosir mencapai 506 hektar.

Padahal lokasi Danau Toba saat ini sudah menjadi lokasi destinasi super prioritas. Sehingga akan menghambat orang yang akan berwisata ke Danau Toba.

“Memang saat ini api sudah padam. Tapi dengan kebakaran ini sangat membahayakan kelestarian alam Danau Toba. Setiap tahun di situ terbakar, setiap tahun juga diingatkan sudah 4 tahun saya menjabat 4 tahun juga saya mendapatkan kejadian ini. Kemarin saya sudah rapat dengan Kapolda Sumut untuk memberikan ketegasan. Karena di situ (lahan terbakar) dikatakan bahwa kalau sudah mau mendekat musim hujan dia harus dibakar,” ucap Gubernur Edy kepada wartawan, Kamis (11/8/22).

Baca juga:Karhutla Marak di Samosir, Bupati Minta Pelakunya Ditindak Tegas

Mantan Pangkostrad itu, mengungkapkan hal tersebut, sudah menjadi kebiasaan buruk sejumlah masyarakat yang kerap melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar. Kebiasaan itu, harus diluruskan untuk mencegah hal serupa terulang kembali. Bahkan bila membakar lahan tanah juga disebutkan masyarakat menjadi bagus. Pemahaman ini harus di rubah.

“Kebiasaan buruk ini yang harus kita luruskan. Nanti ada langkah-langkah berikutnya. Mungkin tindakan tegas untuk tidak melakukan hal tersebut,” sebut Edy.

Mantan Pangdam I Bukit Barisan itu, menjelaskan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut melalui Dinas Kehutanan Sumut dan BPBD Sumut akan melakukan tindakan preventif terlebih dahulu dalam melakukan sosialisasi dan pencegahan Karhutla kepada masyarakat.

“Inilah nanti kita harus memberikan pengertian, kepada rakyat-rakyat yang masih mengikuti kebiasaan-kebiasaan masa lalu yang tidak mudah,” jelas Edy.

Edy mengungkapkan langkah kedepannya, Pemprov Sumut dan Polda Sumut akan melakukan upaya tindakan tegas terhadap oknum yang melakukan pembakaran dengan sengaja.

“Buktinya, saya sudah hampir 4 tahun ini, bicara ini terus. Tak selesai selesai, mungkin dengan ketegasan kita memberikan reward dan punismen. Mudah-mudahan mereka berhenti,” ucap mantan Ketua Umum PSSI itu.

Edy mengatakan penanganan kebakaran ini, masih tanggungjawab dari Pemerintah Kabupaten Samosir. Namun, tetap dibackup dan dibantu oleh Pemprov Sumut untuk upaya pemadaman.

“Aturan dalam undang-undang, kalau (kebakaran) itu udah mencakup dua kabupaten itu. Kemudian, sudah masuk darurat tingkat provinsi. Kalau masih satu Kabupaten masih (tanggungjawab) Bupati yang menangani. Saya sudah kontak sama Bupati (Samosir),” tuturnya.

Disinggung soal peralatan pemadam api kebakaran Karhutla belum memadahi dimilik Pemprov Sumut. Gubernur Edy menjelaskan peralatan tersebut, canggih. Tapi, harus diikuti dengan masyarakatnya yang peduli dan tahu resiko besar dampak besar dari kebakaran tersebut.

Baca juga:Karhutla di Perbukitan Danau Toba, Dishut Sebut Kekurangan Personel

“Sekarang bukan persoalan terbakar, persoalannya adalah dibakar (oknum masyarakat). Dengan alat peralatan seyogyanya kita seperti di negara-negara luar, sudah siap dan alatnya canggih. Tetapi ini, juga harus kita sikapi sama-sama,” sebutnya.

Gubernur Edy juga mengungkapkan bahwa penanganan Karhutla bukan saja soal peralatan yang canggih untuk menjinakkan si jago merah. Tapi, bagaimana masyarakat bersama-sama menjaga kawasan tersebut, tidak terulang kembali terbakar seperti itu.

“Jadi mau secanggih apapun ini. Kalau manusianya tak canggih tak terkejar juga alat-alat (pemadam api). Pertama pemahaman pada rakyat kita, kedua infrastrukturnya kita siapkan,” tandasnya. (anita/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles