Cuaca Halangi Pengamatan Super Blood Moon di OIF UMSU
cuaca halangi pengamatan super blood moon di oif umsu
Medan, MISTAR.ID
Pengamatan gerhana bulan merah total (super blood moon) yang dilaksanakan di Observatorium Ilmu Falak (OIF) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) terkendala cuaca yang berawan sehingga penampakan gerhana menjadi kurang maksimal.
Kondisi cuaca yang sedikit berawan, Rabu (26/5/21) malam, mengakibatkan penampakan gerhana yang sesungguhnya merupakan momen spesial tidak maksimal karena sebagian tertutup awan.
“Baru pada fase akhir cuaca tampak cerah sehingga momen gerhana bisa dinikmati, bahkan dengan secara langsung tanpa bantuan teleskop,” kata Kepala OIF UMSU Arwin Juli Rahmadi Butarbutar, Kamis (27/5/21) pagi.
Baca juga: Super Blood Moon Bersinar Di Atas Liberty Hingga WTC AS
Arwin mengatakan, momen gerhana super blood moon atau gerhana bulan merah total merupakan fenomena yang istimewa. Ciri yang paling mencolok dari gerhana bulan total kali ini adalah warnanya merah sehingga disebut dengan super blood moon.
“Fenomena bulan merah disebabkan oleh kondisi keterlihatan di bumi. Saat bulan melewati bayangan bumi, semakin sedikit sinar matahari yang jatuh ke permukaannya dan semakin gelap,” jelasnya.
Arwin bilang, warna merah bulan sendiri disebabkan salah satunya karena adanya atmosfer bumi. Formasi awan besar di bumi juga dapat menjelaskan perbedaan kecerahan. Efek awan muncul sebagai bercak gelap di seluruh permukaan bulan yang terhalang.
Baca juga: Besok Gerhana Bulan Total Sambangi Indonesia, Sebagian Wilayah Sumut Terlihat
“Berbeda dengan momen gerhana sebelumnya, kali ini kita (OIF UMSU) menggelar pengamatan gerhana bulan secara terbatas karena situasi pandemi Covid-19. Pengamatan gerhana dimulai sholat maghrib yang dilanjutkan sholat gerhana dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes),” katanya.
Untuk pengamatan gerhana, OIF UMSU menyediakan sejumlah teleskop yang dimanfaatkan masyarakat, dimana untuk kali ini jumlahnya dibatasi. Momen gerhana sendiri, menurut Arwin, untuk kawasan Kota Medan hanya bisa dilihat sekitar 50 persen. “Jadi tadi malam itu, gerhana bulan mulai tampak setelah matahari terbenam dan berakhir sekitar pukul 19.52 WIB,” pungkasnya. (ial/hm09)
NEXT ARTICLE
30 Pasien Covid-19 Sembuh di Toba