21.5 C
New York
Monday, October 14, 2024

4 Anggota IDI Medan Meninggal Akibat Covid-19

Medan, MISTAR.ID

Kabar duka kembali dialami oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan. Sebab, seorang lagi anggota organisasi profesi kedokteran itu meninggal dunia akibat terinfeksi Covid-19, yakni dr Aldreyn Asman Aboet SpAn-KIC.

Dengan wafatnya dokter Spesialis Anesthesi Konsultan Intensive Care tersebut, kini sudah 4 anggota IDI Medan meninggal karena terjangkit virus corona. Informasi diperoleh, sebelum meninggal dr Aldreyn Asman Aboet SpAn-KIC sempat menjalani rawat inap di RS Bunda Thamrin sekitar 2 minggu sejak 3 Juli 2020. Namun, pada 17 Juli 2020 pukul 03.00 WIB menghembuskan napas terakhirnya.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan membenarkan dr Aldreyn meninggal dunia karena terpapar Covid-19. “Tim medis sudah berupaya maksimal menyelamatkan dr Aldreyn. Akan tetapi, belum membuahkan hasil,” ujar Alwi kepada wartawan, akhir pekan ini.

Baca Juga:Seorang Dokter Swasta Di Siantar Terinfeksi Covid-19, Diduga Tertular Saat Merawat Pasien

Bahkan, sambung Alwi, almarhum dr Aldreyn sempat dilakukan terapi plasma agar memiliki antibodi. Namun tidak juga membuahkan hasil. “Nyawanya tidak dapat diselamatkan dan mungkin sudah kehendak Yang Maha Kuasa,” katanya singkat.

Sekretaris IDI Medan, dr Ery Suhaymi SpB mengakui, sudah empat orang anggota IDI Cabang Medan yang meninggal karena Covid-19. Bahkan, di luar Medan ada juga. “Selain IDI Medan ada juga anggota IDI yang meninggal dunia, yaitu anggota IDI Asahan 1 orang, dan IDI Labuhanbatu Utara 1 orang,” ungkapnya.

Sementara, Ketua IDI Medan dr Wijaya Juwarna Sp-THT-KL menyampaikan, penanganan Covid-19 ini diharapkan harus dan terus dilakukan dengan maksimal.

Baca Juga:5 Tenaga Medis Positif Covid-19, Puskesmas Medan Area Selatan Tutup

Misalkan, untuk infeksi paru pakarnya adalah dokter Spesialis Paru didukung Spesialis Penyakit Dalam dan Dokter Umum yang terlatih. Untuk pemeriksaan swab nasofaring dan orofaring dapat dilakukan oleh ahli mikrobiologi dan analis laboratorium yang dilatih oleh Spesialis THT-KL.

Wijaya menuturkan, anggota IDI Medan yang tersebar di institusi pendidikan kedokteran dan seluruh RS di Kota Medan yang memiliki kompetensi menangani wabah pandemi ini, diminta untuk bisa menyisihkan sebagian waktu dan energinya meneliti serta melakukan pelayanan yang optimal. Namun, tentunya dengan dukungan seluruh pihak baik pemerintah maupun seluruh komponen masyarakat.

Baca Juga:Satu Dokter RS USU Meninggal, Pasien Covid-19 Bertambah Terus di Sumut

“Kunci sukses menghadapi virus corona tergantung semangat hidup dan daya tahan tubuh (imunitas) dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Selain itu, jangan lupa berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa pemilik hidup dan kehidupan sejati,” tuturnya.

Ia meminta, agar para dokter dan tenaga medis lainnya yang juga merupakan anggota masyarakat dilindungi oleh pemerintah, karena itu menjadi kewajiban.

“Faktor keselamatan seperti APD yang lengkap wajib disediakan. Tak hanya itu, insentif juga sehingga keluarga yang mereka tinggalkan selama bertugas tidaklah terabaikan,” kata Wijaya.

Apalagi, penanganan wabah yang belum ditemukannya vaksin tidaklah sama dengan penyakit yang sudah ada vaksin atau obatnya.

“Virus corona ini sangat mudah menyebar dan bereplikasi. Jika seorang yang telah terinfeksi berpotensi menyebarkan ke 3-5 orang lain, begitu seterusnya sampai kita sulit menghitungnya. Oleh karena itu, seorang yang telah terbukti mengalami infeksi, wajib hukumnya isolasi selama 14 hari,” terang Wijaya. (anita/hm01)

Related Articles

Latest Articles