Waspada, Dunia dalam Fase Baru dan Berbahaya Akibat Pandemi Corona Semakin Cepat
waspada dunia dalam fase baru dan berbahaya akibat pandemi corona semakin cepat
Washington, MISTAR.ID
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mendorong negara-negara dan warganya untuk tetap waspada tinggi, karena jumlah kasus Covid-19 yang dilaporkan ke Badan Kesehatan PBB ini mencapai puncak baru, Sabtu (20/6/20).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, pandemi virus corona (Covid-19) global kini ada dalam ‘fase baru dan berbahaya’. WHO menyebut, virus corona menyebar semakin cepat saat orang-orang mulai lelah dengan lockdown dan pembatasan sosial.
“Pandemi semakin cepat. Lebih dari 150 ribu kasus baru Covid-19 dilaporkan ke WHO kemarin, jumlah paling banyak dalam satu hari sejauh ini,” sebut Tedros dalam konferensi pers virtual pada, Jumat (19/6/20) waktu setempat.
Disebutkan Tedros, nyaris separuh dari kasus baru yang dilaporkan ke WHO itu berasal dari kawasan Amerika, dengan sejumlah besar juga dilaporkan dari Asia Selatan dan Timur Tengah.
Baca Juga:Akhir Tahun, WHO Targetkan Ratusan Juta Vaksin Virus Corona
“Dunia ada dalam fase baru dan berbahaya. Banyak orang dipahami sudah bosan dengan berada di dalam rumah. Negara-negara dipahami sangat bersemangat untuk membuka masyarakat dan perekonomian,” ujar Tedros.
“Tapi virus masih menyebar cepat, masih mematikan dan kebanyakan orang masih rentan,” jelasnya, sembari menyebut bahwa kalangan yang paling rentan akan paling menderita.
Sejauh ini, menurut data John Hopkins University, total kasus virus corona secara global melebihi 8,6 juta kasus. Total kematian akibat virus corona di berbagai negara kini .melebihi 459 ribu orang.
Direktur Urusan Darurat WHO Mike Ryan, memperingatkan negara-negara perlu mewaspadai gelombang kedua penularan dan puncak kedua dalam gelombang pertama yang belum kunjung usai.
“Anda mungkin mendapati puncak kedua dalam gelombang pertama, dan kemudian Anda mungkin mengalami gelombang kedua: itu harus salah satu,” tegasnya.
Sementara, peningkatan jumlah kasus bisa disebabkan oleh peningkatan kemampuan tes. Ryan menyebut, peningkatan tak terduga dari jumlah pasien rawat inap dan jumlah kematian menjadi indikator lebih baik untuk potensi kemunculan kembali virus corona.(dtc/hm10)
PREVIOUS ARTICLE
Permintaan Batik Kulon Progo Mulai Naik, Termasuk Dari Sumatera