Moskow, MISTAR.ID
Perusahaan militer swasta Grup Wagner telah menyerahkan lebih dari 2.000 buah# peralatan militer dan puluhan ribu senjata api ke gudang militer Rusia, kata Kementerian Pertahanan Negara itu pada Rabu (12/7/23).
Proses transfer senjata berjalan “sesuai rencana” dan hampir selesai. Investaris tersebut mencakup ratusan senjata berat, termasuk berbagai jenis tank tempur utama, sistem peluncur roket ganda, artileri self-propelled dan artileri derek, sistem antipesawat dan kendaraan tempur lainnya, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Tentara juga merilis video yang menunjukkan deretan kendaraan tempur bertapak dan beroda serta peralatan lain yang disimpan di lokasi yang dirahasiakan.
Puluhan kendaraan tempur yang dikerahkan oleh kelompok PMC “tidak pernah digunakan dalam lingkungan pertempuran,” catat militer.
Baca juga :Â Korban Rudal Rusia di Apartemen Lviv Bertambah Menjadi 10 Orang
Kelompok itu juga menyerahkan lebih dari 2.500 ton amunisi lain-lain dan sekitar 20.000 senjata.
Perusahaan militer swasta Grup Wagner telah melihat aktivitas ekstensif di tengah permusuhan yang sedang berlangsung terhadap Ukraina.
Pemimpinnya, Yevgeny Prigozhin, kemudian terlibat konflik publik dengan Kementerian Pertahanan, berulang kali menuduhnya menahan pasokan dari kelompok tersebut.
Konflik tampaknya telah diperburuk oleh upaya berkelanjutan untuk berintegrasi ke dalam kelompok sukarelawan, independen struktur militer Rusia yang telah beroperasi di bekas Donbass Ukraina selama beberapa tahun.
Baca juga :Â KBRI Moskow Pinta WNI Mengurangi Perjalanan Saat Pemberontakan Wagner
Perselisihan tersebut memuncak dalam pemberontakan berumur pendek yang diorganisir oleh kelompok tersebut pada akhir Juni.
Prigozhin menuduh Kementerian Pertahanan melancarkan serangan mematikan ke kamp Wagner, bersumpah akan membalas dendam, dan dalam beberapa jam merebut beberapa instalasi militer di Rostov-on-Don di Rusia selatan, sementara beberapa pasukan Wagner berbaris ke Moskow.
Baca juga :Â Pimpinan Wagner Mendesak Jaksa Menyelidiki Kejahatan Pejabat Rusia
Pasukan Wagner akhirnya mundur keesokan harinya, ditengahi oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Moskow setuju untuk mengesampingkan kasus pidana atas Pimpinan Wagner, sementara Prigozhin sendiri setuju untuk pindah ke Belarusia. (okz/hm18)