Thursday, April 17, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Geng Bersenjata Kuasai Haiti dan 7 WNI masih Bertahan

journalist-avatar-top
Selasa, 5 Maret 2024 17.07
geng_bersenjata_kuasai_haiti_dan_7_wni_masih_bertahan

geng bersenjata kuasai haiti dan 7 wni masih bertahan

news_banner

Port-au-Prince, MISTAR.ID

Kekacauan benar-benar terjadi di negara di Kepulauan Karibia sebelah selatan Amerika Serikat (AS), Haiti.

Negara dikuasai geng bersenjata, penjara dibobol, sementara Perdana Menteri (PM). Ariel Henry entah di mana. Ada 7 orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang masih bertahan di Haiti.

Informasi itu diutarakan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Havana, Kuba, dalam siaran pers, pada Selasa (5/3/24).

Baca juga:Haiti Buat Aturan Jam Malam Pasca Ribuan Tahanan Kabur

“Kami menghimbau 7 WNI yang bekerja menjadi spa terapis agar waspada dan tak keluar rumah akibat keadaan politik dan keamanan di ibu kota Haiti, Port au Prince terus memanas  awal Februari 2024 akibat janji PM Ariel Henry untuk melaksanakan Pemilihan Umum (Pemilu) pada tanggal itu tak dilaksanakan dengan alasan kondisi keamanan belum kondusif,” tulis KBRI Havana.

Tanggal 28 Februari lalu, saat Ariel Henry berada di Kenya, geng kriminal menyerbu Penjara Nasional Port au Prince. Kejadian itu menyebabkan 12 orang tewas dan 4.000 narapidana (napi) kabur dari penjara. Padahal sebagian dari napi itu merupakan anggota geng berbahaya.

“Kini geng kriminal bersenjata sudah menguasai 80 persen daerah ibu kota Port au Prince,” ujar Duta Besar RI di Havana, Nana Yuliana.

Geng paling kuat di Haiti bernama Barbecue yang berambisi menahan Kepala Polisi Nasional Haiti, para menteri dan akan memboikot Ariel Hendry kembali ke Haiti.

Baca juga: Pasca Serangan Geng, Haiti Umumkan Keadaan Darurat

Kerusuhan terjadi di mana-mana, pembunuhan acak, penculikan, warga angkat senjata dan rumah-rumah dijarah. Bandara ditembaki gangster dan ditutup.

KBRI Havana menjelaskan, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) sudah menerbitkan resolusi Nomor 2699/2023 tanggal 2 Oktober, yakni mengerahkan pasukan polisi multinasional (Multinational Security Force/MSS) PBB yang dipimpin Kenya dan diikuti personel dari Bahamas, Bangladesh, Barbados, Benin dan Chad.

Keadaan Haiti masih dalam darurat keamanan selama 72 jam sejak 4 Maret 2024 dan Ariel Hendy tidak diketahui keberadaannya. KBRI Havana terus memantau kondisi para WNI.

“Hingga kini mereka dalam keadaan aman dan tempat mereka bekerja jauh dari area konflik,” jelas KBRI Havana. (dtk/hm16)

REPORTER: