27.3 C
New York
Monday, April 29, 2024

AS Tepis Informasi Sebut China akan Bangun Stasiun Mata-mata di Kuba  

Washington, MISTAR.ID

China dilaporkan berencana akan membangun stasiun mata-mata di Kuba untuk mengawasi komunikasi elektronik Amerika Serikat (AS) di wilayah tenggara.

Ini berdasarkan laporan kantor berita CNN dan Wall Street Journal (WSJ), Kamis (8/6/23). Bahkan AS disebut juga telah mengetahui rencana China untuk membangun fasilitas pengawasan di Kuba yang berlokasi kira-kira 100 mil dari Florida.

Selain itu, dilaporkan juga China akan membayar Kuba dengan beberapa miliar dolar, agar diizinkan untuk membangun pangkalan rahasia tersebut.

Baca juga: Beijing Mengingatkan Filipina Tentang Rute Melancong di Laut China Selatan

Namun pihak Kementerian Pertahanan AS atau Pentagon membantah laporan itu. Melalui juru bicara, Brigadir Jenderal Patrick Ryder menyatakan, tidak akurat laporan perjanjian antara China dan Kuba membangun pangkalan rahasia.

“Berdasarkan informasi yang kami miliki, itu tidak akurat. Kami tidak mengetahui China dan Kuba berencana mengembangkan jenis stasiun mata-mata apa pun,” sebut Ryder, seperti dilansir, Sabtu (10/6/23).

Menurut Ryder, hubungan kedua negara itu juga dalam pemantauan AS. Dia mengatakan, semua tindakan yang mengundang bahaya bagi negara Paman Sam itu menjadi pusat perhatian Pentagon.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby juga ikut merespon, laporan tersebut. Kirby mengatakan, ragu-ragu dengan kebenaran laporan itu.

Baca juga: Menlu AS Dikabarkan Akan Melawat ke China

“Kami telah memperhatikan mengenai kegiatan pengaruh China di seluruh dunia, tentu saja di belahan bumi ini. Kami mengawasi dengan sangat cermat,” paparnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Kuba, Carlos Fernandez de Cossio juga mengecam laporan itu sebagai rekayasa untuk membenarkan embargo AS terhadap negara mereka. “Laporan itu benar-benar palsu dan tidak berdasar,” tegasnya.

Ketegangan antara AS dan China telah meningkat pasca balon pengintai Beijing memasuki wilayah udara Washington pada bulan Januari 2023 dan melintasi seluruh negara itu. (mediaindonesia/hm16)

Related Articles

Latest Articles