22.2 C
New York
Monday, April 29, 2024

Bahas Harga Gula Pasir, KPPU Duduk Bersama Anak Perusahaan PTPN Holding

Medan, MISTAR.ID

Harga gula pasir pada tingkat konsumen di pasar-pasar tradisional di Kota Medan telah mengalami kenaikan semenjak Lebaran. Berdasarkan pantauan PIHPS, harga gula pasir pada tanggal 15 April terpantau di harga Rp17.800, namun saat ini sudah di harga Rp18.250, atau naik Rp750 diatas Harga Acuan Pemerintah (HAP).

Guna memantau perkembangan industri gula di Sumatera Utara (Sumut), KPPU Kanwil I telah mengundang PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) selaku anak perusahaan dari PTPN Holding yang dihadiri General Manager PT SGN, Holdinar Aritonang untuk diskusi membahas harga gula.

Menurut Kepala Kanwil I KPPU, Ridho Pamungkas, salah satu fokus KPPU adalah pada proses lelang pengadaan Gula Kristal Mentah (GKM) Impor sebanyak 34.316 ton dengan ketentuan didatangkan di Belawan paling lambat tanggal 30 Mei 2024. Tender itu sendiri diumumkan oleh PT SGN pada tanggal 6 April 2024.

“Sehingga kami ingin memastikan jangka waktu pelaksanaan lelang yang singkat dan bersesuaian dengan kebijakan relaksasi ini dapat diikuti oleh calon penyedia secara transparan dan kompetitif,” ujar Ridho, Senin (29/4/24).

Baca Juga : Bukan Program Relaksasi, Kenaikan Harga Gula di Sumut Disebabkan Proses Impor

Ridho berharap dengan masuknya gula mentah impor akan dapat menekan tingginya harga gula. Selain itu, KPPU Kanwil I juga akan terus mendalami bagaimana mekanisme alokasi impor dan kapan penugasan impor diberikan. Serta akan mengawasi proses lelang gula, baik itu lelang gula mentah ataupun lelang gula hasil produksi PT SGN yang diikuti oleh para distributor gula.

“Komoditi pangan yang pemenuhannya melalui mekanisme impor seperti gula akan menempatkan beberapa pelaku usaha memiliki market power yang besar dan berpotensi bisa mengendalikan pasar. Untuk itu, kami akan mengintensifkan pengawasannya,” katanya.

Sementara itu, dalam diskusi tersebut terungkap bahwa perhitungan biaya pengelolaan lahan dan tanaman sampai dengan pengolahan menjadi gula di Sumut relatif lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lain. Hal tersebut karena pengaruh tingkat produktivitas dan kualitas rendemen di Sumut masih tertinggal dengan hasil produksi dari perkebunan tebu di Jawa.

Dengan rendahnya tingkat produktivitas tebu di Sumut, maka kapasitas terpasang dari dua pabrik gula yang ada di Sumut menjadi tidak optimal. Untuk itu, pengolahan gula konsumsi dari bahan raw sugar impor sangat dibutuhkan untuk menekan biaya produksi gula konsumsi di Sumut.

“Maka, pengolahan raw sugar oleh PT SGN adalah penugasan dari pemerintah. Jadi walaupun harga raw sugar berdasarkan kurs dolar saat ini sedang mengalami kenaikan, PT SGN tetap melakukan penugasan tersebut,” pungkas Holdinar.

Related Articles

Latest Articles