Pyongyang, MISTAR.ID
Korea Utara (Korut) tak berhasil meluncurkan satelit mata-mata militer terkini, sehingga meledak di udara, pada Senin (27/5/24) waktu setempat.
Dirangkum dari Reuters, pada Selasa (28/5/24), usaha itu diperbuat hanya beberapa jam pasca Korut merilis peringatan jika mereka menjadwalkan meluncurkan satelit pada 4 Juni mendatang. Itu bakal sebagai satelit mata-mata kedua Negeri Para Petapa di orbit antariksa.
Akan tetapi peluncuran itu sebagai ketidakberhasilan terbaru Korut, menyusul 2 peristiwa besar lainnya tahun lalu. Korut sebelumnya sukses menempatkan satelit mata-mata pertamanya di orbit luar angkasa pada November tahun 2023.
Baca juga:Korut Kembali Luncurkan Rudal Balistik ke Lepas Pantai Timur
“Peluncuran roket pembawa satelit terkini tak berhasil kala roket meletus di udara ketika penerbangan tahap pertama,” ucap Wakil Direktur Jenderal Otoritas Teknologi Dirgantara Nasional Korea Utara dalam laporan yang dikutip oleh media pemerintah Pyongyang.
Kajian awal menampilkan pemicu ledakan itu adalah motor roket berbahan bakar cair yang baru dikembangkan. Hanya indikasi penyebab lainnya tengah diselidiki.
Para pejabat Korea Selatan (Korsel) dan Jepang sebelumnya menginformasikan peluncuran satelit Korut sepertinya tak berhasil.
Baca juga:Korut Uji Coba Rudal Hipersonik
Kepala Staf Gabungan Korsel (JCS) melaporkan, Pyongyang meluncurkan proyektil ke arah selatan dari pantai baratnya, pada Senin (27/5/24) malam sekira  pukul 22.44 waktu setempat. JCS menyebut pihaknya mendeteksi beberapa besar puing roket di lautan, hanya sekitar 2 menit pasca peluncuran dilaksanakan.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi mengatakan, jika objek yang diluncurkan oleh Korut raib di atas perairan Laut Kuning.
“Peluncuran ini menabrak resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang relevan dan adalah masalah serius menyangkut keselamatan rakyat kami,” kata Hayashi.
Baca juga:Tembakkan Roket Korut Dirancang Targetkan Seoul
Televisi nasional Jepang, NHK menyiarkan video yang menunjukkan objek yang ibaratnya seperti titik oranye melayang di langit malam, lalu terbakar di area dekat perbatasan China dan Korut. Peluncuran itu nyaris memantik peringatan publik di sejumlah daerah Jepang, sebelum akhirnya dicabut kembali setelah jelas diketahui bahwa roket tidak akan terbang di atas pulau-pulau Negeri Matahari Terbit itu.
Amerika Serikat (AS) juga mengecam peluncuran Korut, di mana menurut juru bicara (jubir) Departemen Luar Negeri (Deplu) memakai teknologi yang berkaitan langsung dengan program rudal balistik DPRK (nama resmi Korut) dan melanggar sejumlah resolusi Dewan Keamanan PBB. (dtk/hm16)
