Terbaru Kasus Operator Jet Ski di Tuktuk: Warga Datangi Polres Samosir dan Jepri Minta Maaf
Warga Tuktuk mendatangi di Polres Samosir meminta masalah dua operator jet ski diselesaikan secara kekeluargaan. (f.pangihutan/mistar)
Samosir, MISTAR.ID
Puluhan warga Tuktuk mendatangi Polres Samosir karena permasalahan antara dua operator jet ski Jepri Rumahorbo dan Malum Sinaga di perairan Danau Toba desa mereka, viral di media sosial pada Senin (6/1/25) yang lalu.
Perlu diketahui, kedua orang yang terlibat dalam perkara ini kini saling membuat laporan ke Polres Samosir.
Sementara kedatangan warga berjumlah sekitar 20 orang itu, pada Sabtu (18/1/25), bertujuan untuk meminta agar kedua pihak menyelesaikan masalah secara kekeluargaan. Namun sampai pukul 17.00 WIB, Sabtu (1825), Malum Sinaga, yang melaporkan Jepri tak kunjung hadir sehingga upaya perdamaian gagal.
Warga Tuktuk yang hadir pun mengaku kecewa. Lalu mendukung Jepri untuk melaporkan balik.
Untuk melengkapi laporan, Jepri kemudian dikawal polisi menuju Rumah Sakit Hadrianus Sinaga guna melakukan visum. Luka di kaki Jepri masih terlihat jelas meskipun kejadian tersebut telah berlalu 12 hari.
Sebelumnya kuasa hukum Jefri, yakni Jamin Naibaho, menyebut bahwa persoalan di atas jet ski perairan Danau Toba Tuktuk Siadong, terjadi ketika Jepri sedang bekerja sebagai juru foto dan video tamu yang menggunakan jet ski di Tuktuk Danau Toba pada Senin (6/1/25).
Namun di tengah aktivitasnya, kata Jamin, satu unit jetski melintas yang dikemudikan Malum Sinaga di bibir pantai yang diduga sudah melewati zona batas aman untuk bermain jet ski.
Mengetahui itu, dengan menggunakan jet ski Jepri menemui Malum dan mengingatkannya agar bermain di zona aman bermain jetski. Namun Malum tidak terima dan membalas dengan mengacungkan jari tengah sambil melontarkan kata-kata tak senonoh.
Ketika itu Jefri kemudian mencoba mendekati jes ki Malum dengan tujuan untuk berbicara baik-baik serta meminta Malum mematikan mesin jet skinya. Namun, Malum tiba-tiba menghidupkan mesin jet skinya yang membaut kaki Jepri pun terluka.
"Karena hal itulah Jepri tersulut emosi, ditambah dengan kata-kata tak senonoh sambil mengacungkan jari tengah kepada Jepri," kata Jamin, sembari menekankan bahwa persoalan ini muncul karena sebab akibat.
Disampaikan juga bahwa kejadian awal masalah ini tidak terekam dalam video. Sementara unggahan yang viral di media sosial hanya menampilkan kelanjutan insiden tersebut.
Disampaikan dalam kasus ini Jefri sempat jatuh dan terluka. Setelah jatuh, Jepri emosi dan mendekati Malum di atas jet ski. Ketika itu Malum sudah bersiap merekam dan tidak melakukan perlawanan ketika Jepri memukulnya. Video tersebut hanya menampilkan aksi Jepri, sehingga terkesan bahwa Jepri sepenuhnya bersalah.
Sementara warga Tuktuk, P. Manurung, mengatakan bahwa kejadian itu pertama kali diposting oleh akun Safariseado Samosir. Beberapa media juga mencantumkan akun tersebut sebagai sumber berita.
Video tersebut kemudian digunakan oleh Malum sebagai dasar laporan ke Polres Samosir dengan tuduhan penganiayaan. Pada hari yang sama, Jepri memenuhi panggilan polisi dan ditahan.
Keesokan harinya, keluarga Jepri dan Komunitas Water Sport Tuktuk melalui kuasa hukum mengusulkan penangguhan penahanan serta penyelesaian masalah melalui jalur damai. Namun, kedua usulan tersebut tidak terwujud.
Pada kesempatan ini, Jepri yang sempat ditemui wartawan di Polres Samosir, menjelaskan bahwa awalnya ia tidak berniat memukul Malum. Ia mendekati Malum karena merasa tersinggung dengan jari tengah yang diarahkan kepadanya.
“Saya sangat malu dan tersinggung, apalagi ada tamu yang melihat saat itu. Saya hanya ingin memperjelas itu kepadanya, tetapi dia malah sengaja menghidupkan jet ski untuk menjatuhkan saya. Itulah yang membuat saya emosi dan memukulnya,” kata Jepri.
Sebagai pelaku wisata, menurut Jepri, mengacungkan jari tengah adalah simbol penghinaan yang sangat kasar, setara dengan ucapan kotor.
Jepri mengaku tidak membaca semua komentar netizen yang membully-nya di media sosial karena ia langsung ditahan beberapa jam setelah kejadian. Namun, ia mengetahui hal itu dari teman dan keluarga. Meski begitu, Jepri tak lupa meminta maaf kepada masyarakat luas.
“Saya mohon maaf kepada siapapun yang menonton video itu. Saya tidak bermaksud menyampaikan itu kepada publik, tetapi kepada teman saya sesama pelaku wisata yang tidak memahami etika di daerah wisata. Tetaplah datang ke Tuktuk. Kami tidak akan kasar kepada kalian. Bermain jet ski lah di Tuktuk Jet Ski atau Safariseado, terserah mana yang kalian suka," ujarnya.
"Permasalahan saya dengan Malum demi memperbaiki pelayanan kami kepada kalian yang datang berwisata ke Tuktuk. Video kejadian itu tidak semestinya dipublikasikan, tetapi sudah terlanjur. Sekali lagi saya mohon maaf kepada netizen,” ujar Jepri Rumahorbo sambil melangkah masuk kembali ke ruang tahanan. (pangihutan sinaga/hm17)