Medan, MISTAR.ID
Rahman Tuah Nasution, satu dari tiga warga yang diamankan polisi karena diduga sebagai provokator keributan di eks lahan PTPN, Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang, membuat laporan pengaduan ke Polrestabes Medan, Kamis (11/7/24).
Dalam laporan nomor STTLP/B/1959/VII/2024/SPKT/Polrestsbes Medan/Polda Sumut 11 Juli 2024 itu, dia menyebutkan rumahnya telah dirubuhkan dan mobilnya dibakar, diduga oleh personel Sat Pol-PP Deli Serdang, serta preman suruhan mafia tanah.
Poltak Silitonga selaku penasehat hukum Rahman dan Kampung Kompak kepada Mistar.id, Sabtu (13/7/24) mengungkapkan, saat eksekusi rumah Rahman Tuah dan rumah masyarakat Kampung Kompak hendak dihancurkan oleh petugas Sat Pol-PP Deli Serdang dengan alat berat (excavator), diduga dibantu preman suruhan mafia.
“Rahman dan masyarakat lainnya berusaha mempertahankan haknya supaya rumah yang sudah 15 tahun ditempati mereka tidak dibongkar, karena proses pengurusan IMB nya masih sedang berjalan. Namun perjuangan mereka sia-sia karena Sat Pol-PP dibantu seratusan preman bersenjata kelewang mengarahkan 5 alat berat untuk merubuhkan rumah mereka hingga rata dengan tanah,” ungkapnya.
Baca Juga :Â Tiga Terduga Provokator Kerusuhan di Lahan Eks PTPN Sampali Dipulangkan Polisi
Melalui sambungan telepon, Poltak mengaku telah berbicara dengan salah seorang penyidik untuk menjelaskan kronologis kejadian yang sebenarnya, serta dasar hukum yang dimiliki oleh Rahman Tuah Nasution dan masyarakat Kampung Kompak atas tanah dan rumah mereka.
“Setelah video call, saya mendapat kabar bahwa Rahman dan 2 warga sudah boleh dipulangkan. Dia juga sudah membuat laporan dugaan tindak pidana pengerusakan UU Nomor I tahun 1946 tentang KUHP sebagaimana dimasud dalam Pasal 170 KUHP Jo 406 KUHP dan atau 351 KUHP dengan kerugian Rp700 juta,” terangnya. (putra/hm24)
