9.1 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Waspada! Flu Babi Afrika Sudah Masuk Batam

Jakarta, MISTAR.ID

Penyakit flu babi Afrika (African Swine Fever/ASF) kembali mengancam peternak di Indonesia. Penyakit mematikan pada ternak babi itu, kini sudah masuk ke wilayah Batam, Kepulauan Riau

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi pun mewanti-wanti agar seluruh peternak babi di Indonesia waspada.

Nadia menyebutkan, kewaspadaan perlu ditingkatkan, terutama usai teridentifikasinya sejumlah babi di Batam, yang terkena ASF pada akhir April lalu. Kendati demikian, Kemenkes mengklaim ASF disebut tidak menular ke manusia.

Baca Juga:Dinas Peternakan Sumut Surati Kabupaten/Kota Antisipasi Virus Flu Babi Afrika

“Sampai saat ASF ini tidak membahayakan manusia karena tidak menularkan ke manusia. Tetapi tentu kita tetap waspada bila meng-handle ternak yang sakit,” kata Nadia, Rabu (10/5/23).

Nadia meminta agar pemilik peternakan selalu memastikan kebersihan kandang dan melengkapi peternak dengan sepatu boot dan sarung tangan. Kemenkes, lanjut Nadia, juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk mengantisipasi temuan penyakit ini.

Nadia melanjutkan virus ASF ini juga mampu bertahan di lingkungan dan pada daging olahan seperti sosis dan bacon. Virus ini juga mampu bertahan dan menempel di pakaian seseorang yang melakukan kontak dengan babi yang terinfeksi ASF.

Baca Juga:Virus Flu Babi Afrika Kembali Merebak, Ini Langkah Antisipasi Dinas Hanpang Siantar

“Oleh karena itu, kalau ada hewan ternak sakit ASF terutama babi, segera dipisahkan dan bila mati jangan dijual ke pasar. Masyarakat diimbau tidak mendatangi perternakan dan tidak membeli daging hewan sakit,” ujar Nadia.

Singapura sebelumnya sempat menghentikan impor babi asal Pulau Bulan, Batam sejak 23 April 2023. Larangan impor itu dilakukan buntut temuan Badan Pangan Singapura/Singapore Food Agency (SFA) atas penyakit ASF pada sejumlah babi asal Batam.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam Rafki Rasyid mengatakan larangan impor itu bisa merugikan peternak hingga Rp28 miliar. Ia menambahkan setiap harinya Batam mengekspor sekitar 1.000 ekor babi dengan nilai ekspor kurang lebih sekitar Rp2 miliar.

Baca JUga:Babi Asal Riau Positif Mengidap Virus Flu Babi Afrika

Meski demikian, pihaknya memaklumi langkah preventif yang dilakukan Singapura demi mencegah penyebaran virus tersebut. Adapun ekspor babi asal Pulau Bulan dikelola oleh PT Indotirta Suaka.

Di sisi lain, Rafki juga menuturkan Kementerian Pertanian telah melakukan serangkaian dialog bersama Singapura agar keran ekspor akan segera dibuka kembali. Ia pun mengapresiasi hal tersebut, sehingga peternak tidak terus merugi.(cnnindonesia.com/hm01)

 

Related Articles

Latest Articles