Medan, MISTAR.ID
Pengamat ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, menilai harga cabai merah di pasar mengalami penurunan signifikan di awal pekan ini.
Sementara berdasarkan pemantauan melalui PIHPS, harga cabai merah rata-rata ditransaksikan seharga Rp19.800 per kilogram, turun dari harga akhir pekan sebelumnya yang berada di kisaran Rp21.600 per kilogram. Bahkan, di beberapa pedagang di Deli Serdang, harga cabai merah dijual hanya Rp 12.000 per kilogram.
Selain cabai merah, sebutnya, harga cabai rawit juga menunjukkan penurunan yang ditransaksikan rata-rata pada harga Rp 24.200 per kilogram, turun sedikit dari harga sebelumnya yang berada di kisaran Rp 24.700 per kilogram.
Baca juga:Petani Cabai Mengeluh Harga Jual Naik Turun
“Padahal banyak petani cabai yang mengharapkan bahwa konsumsi cabai bisa naik selama Pilkada (pemilihan kepala daerah) di bulan November tahun ini,” katanya, Senin (25/11/24).
Menurut Gunawan, penurunan harga cabai ini dipengaruhi oleh peningkatan pasokan atau supply yang cukup signifikan. Sehingga harga cabai mengalami tekanan yang cukup signifikan.
“Sementara dari sisi demand, saya menilai belanja masyarakat selama Pilkada mengalami kenaikan. Daging ayam bisa menjadi salah satu indikator terjadinya peningkatan konsumsi masyarakat belakangan ini,” lanjutnya.
Meskipun ada penurunan pasokan ayam menjelang masa tenang jelang pencoblosan, konsumsi daging ayam tetap mengalami peningkatan. Harga daging ayam mengalami kenaikan harga sekitar Rp 1.000 hingga Rp 2.000 per kilogram. Namun, peningkatan ini masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan konsumsi pada November tahun 2023.
Baca juga:Tingkatkan Produksi Cabai, Bupati Sergai Minta Petani Buat Rencana Kerja
Lebih lanjut, kata Gunawan, Pilkada tahun ini tidak mampu mendorong daya beli masyarakat secara signifikan.
“Sekalipun belanja masyarakat relatif mengalami kenaikan dibandingkan hari biasa, namun tren perlambatan ekonomi di Sumut sulit dihentikan,” tambahnya.
Bahkan, pilkada Sumut di tahun ini dinilai menyisakan masalah ekonomi lainnya, Sumut berpotensi mengalami deflasi di November ini.
“Ancaman ini tidak bisa diremehkan. Belanja besar dari kontestan yang maju Pilkada, justru tidak mendorong kenaikan harga yang menjadi indikator menggeliatnya ekonomi. Yang terjadi justru bisa diterjemahkan sebaliknya,” tutupnya. (susan/hm17)