5.4 C
New York
Friday, March 29, 2024

Prancis dan Jerman Janji akan Dukung Terus Ukraina Lawan Rusia

Berlin, MISTAR.ID

Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz  berjanji akan terus mendukung Ukraina dalam perangnya melawan Rusia, Senin (23/1/23)

“Kami bertekad untuk terus membantu Ukraina sejauh dan selama diperlukan. Kami akan berada di sana sebagai orang Eropa ketika Ukraina membutuhkan kami,” kata Macron pada konferensi pers bersama dengan Scholz di Paris.

Pemimpin Prancis tersebut tidak mengesampingkan kemungkinan mengirim tank Leclerc untuk Ukraina, akan tetapi menekankan bahwa setiap keputusan harus dikoordinasikan dengan negara-negara Barat sekutu Prancis.

Baca juga:Sejumlah Negara Arab Bakal Terapkan Bebas Visa bagi Warga Rusia

“Mengenai Leclerc, saya minta menteri pertahanan untuk mengusahakannya, tetapi tidak ada yang dikesampingkan,” ucap Macron.

Macron menambahkan bahwa pengiriman tank tidak boleh memperburuk situasi, harus diperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk melatih Ukraina agar efektif, dan tidak boleh membahayakan keamanan Prancis sendiri.

Sementara itu, Scholz mengulang pernyataan Macron bahwa kedua negara akan terus memberikan dukungan kepada Ukraina, “selama diperlukan.”

“Kedua negara telah melakukan banyak hal untuk mendukung Ukraina, baik secara keuangan maupun kemanusiaan, serta persenjataan. Kami khawatir perang akan berlangsung lama dan sangat penting bagi Ukraina untuk mengetahui bahwa kami tidak akan mengurangi dukungan,” ungkap Scholz.

Dalam pernyataan bersama usai pertemuan menteri Prancis dan Jerman itu, kedua negara mengutuk serangan Rusia terhadap Ukraina.

Prancis dan Jerman juga berjanji “melanjutkan dukungan kuat untuk Ukraina di semua bidang yang kami bisa, terutama di bidang politik, militer, ekonomi, keuangan, kemanusiaan, sosial, budaya.”

Baca juga:AS Desak Sekutu Tingkatkan Dukungan Militer ke Ukraina

KTT Prancis-Jerman secara mendalam membahas dukungan militer untuk Ukraina, selain topik ekonomi, energi, keamanan, dan pertahanan.

Pertemuan tersebut awalnya direncanakan dilaksanakan pada Oktober tetapi kemudian dibatalkan atas perbedaan pandangan soal pertahanan dan energi.

Macron dan Scholz, bersama sejumlah menteri dan anggota parlemen kedua negara, berkumpul di Paris untuk menghadiri berbagai perayaan dan sejumlah pertemuan selama satu hari dalam rangka memperingati 60 tahun perjanjian persahabatan Elysee. (antara/hm06)

Related Articles

Latest Articles