15.7 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Peluncuran Roket Korut Picu Peringatan Darurat di Korsel dan Jepang  

Pyongyang, MISTAR.ID

Peluncuran roket yang dilakukan Korea Utara telah memicu peringatan darurat di beberapa bagian Korea Selatan (Korsel) dan Jepang.

“Korut telah meluncurkan sebuah roket sehari setelah negara itu mengumumkan rentang waktu untuk menempatkan satelit mata-mata militer pertamanya ke orbit,” sebut pihak militer Korea Selatan, Rabu (31/5/23).

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengatakan, pihaknya telah mendeteksi peluncuran dari selatandaerah Kabupaten Tongchang di Provinsi Pyongan Utara, Korut sekira pukul 6:29 waktu setempat.

Baca juga: Korut mau Berunding Jika Jepang Tunjukkan Perubahan Sikap

Sirene serangan udara meraung-raung di ibu kota Korsel, Seoul, 3 menit usai otoritas kota menggunakan pengeras suara dan telepon pintar memperingatkan warga untuk mempersiapkan diri mengenai kemungkinan evakuasi.

Informasi selanjutnya dari otoritas setempat mengatakan, peringatan tersebut telah dikirim secara tidak sengaja.

Sementara itu, Pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan darurat atas sistem penyiaran J-Alert untuk penduduk prefektur selatan Okinawa pada Rabu (31/5/23) pagi. Jepang memperingatkan warga untuk berlindung di dalam ruangan jika mereka berada di luar.

Namun belakangan dikatakan rudal itu tidak akan terbang ke wilayah Jepang, sehingga peringatan itu dicabut.

Baca juga: Pertemuan Penting Juni 2023, Partai Berkuasa Bahas Rencana Ekonomi Korut

JCS mengatakan, roket itu menghilang dari radar lebih awal dan kemungkinan meledak di udara atau terjatuh. “Proyektil Korut menghilang dari radar sebelum mencapai titik penurunan yang diharapkan,” kata kantor berita Yonhap.

Selasa (30/5/23), Korut mengumumkan berencana meluncurkan satelit mata-mata militer pertamanya antara tanggal 31 Mei dan 11 Juni.

Dari data yang diberikan kepada otoritas internasional, Korut mengatakan peluncuran itu akan membawa roket ke selatan, dengan berbagai tahapan dan puing-puing lainnya diperkirakan jatuh di atas Laut Kuning dan Samudera Pasifik.

Peluncuran satelit Korut itu merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang negara tersebut menggunakan teknologi rudal balistik. Rencana tersebut telah dikritik oleh Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Militer Korsel dan AS Latihan Berskala Besar di Perbatasan Korut

“Kendaraan peluncuran ruang angkasa (SLV) menggabungkan teknologi yang identik dengan, dan dapat dipertukarkan dengan, rudal balistik, termasuk rudal balistik antar benua (ICBM),” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, setelah Pyongyang mengumumkan jendela peluncurannya.

Korut yang bersenjata nuklir telah dengan cepat memodernisasi dan memperluas persenjataannya yang bertentangan dengan sanksi PBB dan melakukan sejumlah tes pada tahun 2022. Pyongyang mengatakan, kegiatannya ini diperlukan untuk pertahanan diri.

Pemimpin Korut, Kim Jong-un mengatakan, keberhasilan peluncuran satelit pengintaian militer adalah persyaratan mendesak dari kondisi keamanan negara itu. (medcom/hm16)

Related Articles

Latest Articles