9 C
New York
Monday, April 22, 2024

Imbas Kenaikan Covid, AS Perketat Aturan bagi Pelancong dari China

Washington, MISTAR.ID
Pemerintah Federal Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan pembatasan masuk pelaku perjalanan dari China imbas lonjakan kasus di Negeri Tirai Bambu itu beberapa waktu terakhir.

Negara Paman Sam pun menaruh perhatian besar terhadap langkah China dalam menangani Covid baru-baru ini, termasuk soal transparansi data pasien.

“Ada kekhawatiran yang meningkat di komunitas internasional tentang lonjakan Covid-19 yang sedang berlangsung di China dan kurangnya transparansi data, termasuk data urutan genom virus, yang dilaporkan dari RRC,” demikian ujar pejabat federal AS, menggunakan inisial Republik Rakyat China seperti dikutip dari Reuters, Rabu (28/12/22).

Beberapa waktu terakhir dilaporkan sejumlah rumah sakit dan rumah duka atau kremasi di China telah mengalami antrean panjang diduga imbas lonjakan Covid-19 di negara berpenduduk 1,4 miliar orang tersebut.

Baca juga:Kontroversi Pencabutan Pelonggaran Seiring Covid China Naik Lagi

Selain AS, sejumlah negara pun sudah menaruh perhatian besar untuk memperketat atas masuknya pelaku perjalanan dari China imbas lonjakan kasus Covid-19 tersebut. Beberapa di antaranya adalah Filipina, Jepang, India, dan Malaysia.

Jepang mengatakan akan mewajibkan hasil negatif tes Covid-19 bagi pelaku perjalanan dari China. Senada, Malaysia pun menegaskan akan  menerapkan langkah-langkah pelacakan dan pengawasan tambahan bagi pelaku perjalanan dari China.

Melansir dari Channel News Asia, China tengah dihadapkan dengan lonjakan kasus Covid-19 yang signifikan dalam sebulan terakhir. Rumah sakit hingga krematorium di seluruh negeri di seluruh negeri dipenuhi pasien serta korban jiwa Covid-19.

Data publik terakhir China pada 21 Desember lalu mencatat 5.944 kasus Covid-19 baru. Namun, sejumlah pihak meyakini angka itu jauh dari jumlah kasus dan kematian akibat Covid-19 sebenarnya.

Beijing bahkan menyetop memublikasikan kasus harian Covid-19 per Senin (26/12/22).

Terbaru Rabu ini, mengutip dari Xinhua, China mengumumkan akan menurunkan manajemen penanganan Covid-19 mulai 8 Januari nanti jadi penanganan infeksi Kelas B. Sebelumnya, kasus Covid ditangani lebih serius dengan klasifikasi infeksi Kelas A.

Deputi Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) Li Bin mengatakan ada berbagai faktor yang membuat negaranya melakukan penyesuaian terbaru dalam penanganan Covid-19.

“Saat ini, dengan mutasi virus, perubahan situasi epidemi, masifnya vaksinasi, dan akumulasi pengalaman dalam pencegahan dan pengendalian, maka pencegahan dan pengendalian epidemi China telah memasuki tahap baru,” kata Li.

Li menegaskan perubahan cara penanganan itu bukan berarti China membiarkan virus itu merebak bebas begitu saja tanpa tindakan pencegahan dan pengendalian.

Sebaliknya, klaim dia, “China akan terus meningkatkan manajemen, layanan, dan jaminan.”

Baca juga:Kontroversi Pencabutan Pelonggaran Seiring Covid China Naik Lagi

Sebelumnya, Presiden China Xi Jinping mengakui soal ‘tsunami’Covid-19 baru yang tengah dihadapi negaranya. Dia punmendesak para pejabat mengambil langkah lebih cepat untuk melindungi warga.

“Saat ini, pengendalian dan pencegahan Covid-19 di China tengah menghadapi situasi dan tanggung jawab baru,” kata Xi dalam sebuah pemaparan kepada pejabat China yang disiarkan lembaga penyiaran negara China, CCTV, pada Senin (26/12/22).

“Kita harus meluncurkan kampanye kesehatan patriotik dengan lebih terarah dan tepat sasaran, perkuat garis pertahanan komunitas untuk pencegahan dan pengendalian epidemi, dan lindungi kehidupan, keselamatan,d an kesehatan masyarakat secara efektif, “imbuhnya. (cnn/hm06)

Related Articles

Latest Articles