9.8 C
New York
Friday, April 26, 2024

Waspada! Pria Berkedok Konselor Mangsa Busui

Malaysia, MISTAR.ID

Memiliki bayi memang terkadang membuat seorang ibu muda harus banyak-banyak bertanya maupun melakukan konsultasi. Bagaimana cara merawat bayi yang baik, termasuk pola asuh dan cara menyusui. Sayangnya, di tengah kecanggihan teknologi, justru dimanfaatkan oleh- Pria hidung belang, seorang pria akan mencari celah untuk melampiaskan nafsu bejatnya, berlagak alias nyamar sebagai konselor untuk mengelabui korbannya.

Seorang konselor ASI yang bernama Nurun Nadia Masrom (37 tahun) mendapatkan aduan dari salah satu pengikutnya di Twitter. Followers Nadia mengaku mendapat pelecehan seksual dari seorang pria yang menyamar menjadi wanita.

Wanita yang berasal dari Malaysia ini memperlihatkan tangkapan layar percakapan di Telegram dengan pengikutnya di Twitter yang mendapatkan pelecehan tersebut. Dari unggahannya itu terlihat, pelaku pelecehan seks yang menyamar jadi konselor ASI itu menawarkan diri untuk mengajarkan para busui (ibu menyusui) cara menyusui bayi dengan baik dan benar.

Baca juga:AIMI Hingga Dokter Imbau Ibu Tak Menyusui Dalam Mobil yang Bergerak

Saat dikonfirmasi mStar, Nadia mengatakan awal mula dia membuat grup Telegram untuk para busui. Dia sendiri adalah seorang konselor laktasi dan ingin membagikan ilmunya kepada para ibu yang kesulitan menyusui. Sebelum membuat grup di Telegram, Nadia berbagi tips di Twitter namun banyak diprotes karena isunya dianggap sensitif.

Unggahan Nurun Nadia Masrom yang membagikan kisah seorang pria yang menyamar menjadi wanita untuk melalukan pelecehan seksual. Foto: Dok. Twitter Nurun Nadia Masrom.

“Sebelum ini saya mau membagikan pengalaman seseorang di Twitter tapi mendapatkan kecaman karena masalah ini tergolong sensitif. Jadi saya buat grup Telegram untuk saya berbagi cerita secara tertutup tentang cara menyusui,” jelasnya.

Ketika sudah membuat grup di Telegram, Nadia tidak menyangka jika ada seorang pria yang menyamar menjadi wanita. Nadia mengaku tidak dapat mengontrol siapa saja yang masuk dan keluar grup Telegram tersebut karena jumlah anggotanya yang banyak.

“Dalam grup Telegram saya ini ada ibu-ibu yang mencurahkan masalah yang dihadapi saat menyusui bayi. Dari sini lah pria itu akan mempersiapkan modusnya,” kisah Nadia.

“Pria itu langsung private message wanita yang membagikan masalah dalam grup tadi dan memperkenalkan diri sebagai konselor laktasi untuk membantu ibu itu secara personal,” tambah Nadia.

Busui ini tidak sadar ketika menceritakan masalahnya kesulitan menyusui bayi, malah dijadikan bahan penyimpangan seksual. Pria itu membuat para wanita nyaman bercerita dan seperti sangat paham masalah ASI.

Setelah korbannya terjerat perangkap, pria itu meminta para busui untuk mengirimkan gambar dan video payudara dengan dalih untuk ‘mendiagnosa’ masalah. Bahkan dia sampai meminta para busui melakukan video call dengan alasan untuk melihat cara ibu memerah sudah benar atau belum.

Baca juga:6 Cara Alami Atasi Diare pada Ibu Menyusui

“Dan yang paling menjijikkan ada yang minta perlihatkan payudara ibu itu sendiri karena ingin periksa dari segi bentuk ada masalah atau tidak. Semua wanita ini sudah terpedaya dan saya merasa kesal,” sautnya.

Nadia membuat grup Telegram sejak tahun 2022 dan kejadian ini baru pertama kali ia alami. Ada lebih dari 20 ribu anggota dalam grup tersebut dan dia tidak tahu berapa jumlah ibu yang sudah menjadi mangsa pria jahat tersebut.

“Kami sebagai konselor laktasi tidak akan pernah meminta untuk memperlihatkan payudara seorang ibu dan saya ingatkan hal itu kepada pengikut saya semenjak kejadian ini,” tegas Nadia.

Ia memberikan edukasi tambahan kepada ibu menyusui lainnya agar hati-hati terhadap pelecehan seksual berkedok konselor laktasi. Nadia juga pernah menerima panggilan telepon dari seorang pria yang mengaku meminta bantuan untuk istrinya.

“Ketika mendengarkan cara biacaranya, saya tahu mereka ingin memenuhi nafsunya saja. Kalau saya sendiri tidak mudah dikelabui dengan cara tersebut. Makanya pelaku mengincar para ibu yang ada di dalam grup,” saut Nadia.

Nadia tak ingin aksi serupa terulang kembali. Ia memberikan peringatan agar para busui jangan pernah mau memberikan foto atau video payudara saat berkonsultasi perihal proses menyusui. (wp.detik/hm06)

Related Articles

Latest Articles