10.7 C
New York
Sunday, May 5, 2024

Juli Ini WHO Bakal Publikasikan Pemanis Buatan Aspartam Penyebab Kanker  

Jenewa, MISTAR.ID

Aspartam merupakan pemanis buatan umum di dunia sebagai zat pemicu kanker atau karsinogen.

Ini akan diumumkan Badan Kesehatan Dunia atau WHO pada bulan Juli 2023, seperti dilansir, Jumat (30/6/23).

Aspartam biasanya digunakan untuk produk soda hingga permen karet akan terdaftar sebagai kemungkinan terjadinya karsinogenik bagi manusia oleh International Agency for Research on Cancer (IARC), sebagai unit penelitian kanker WHO.

Baca juga: Banyak Laporan Kedaruratan Kesehatan, WHO Hadapi Kesenjangan Dana

Keputusan itu usai pertemuan para pakar eksternal kelompok dalam menilai apakah sesuatu berpotensi menimbulkan bahaya atau tidak, sesuai seluruh bukti yang dipublikasikan.

Selain itu keputusan dimaksud tak memperhitungkan berapa banyak produk yang dapat dikonsumsi seseorang dengan aman.

Sebelumnya keputusan IARC untuk zat yang berbeda telah menyebabkan kekhawatiran di kalangan konsumen terkait penggunaannya, berdampak terjadi tuntutan hukum. Juga menekan produsen merancang ulang resep dan beralih ke alternatif.

Baca juga: Dalam Menghadapi Pandemi, WHO Minta Seluruh Negara Mereformasi Sistem Kesehatan

Tahun 2015, IARC menyimpulkan glifosat kemungkin bersifat karsinogenik. Namun Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) memprotesnya, sehingga perusahaan masih merasakan dampak dari keputusan tersebut.

Bayer Jerman pada tahun 2021 kehilangan banding ketiganya terhadap putusan pengadilan Amerika Serikat (AS), terkait kompensasi ganti rugi pelanggan yang menyalahkan kanker mereka atas penggunaan obat pembasmi rumput berbasis glifosatnya.

Kritikan ditujukan atas sikap IARC, karena memunculkan peringatan yang tidak perlu akibat zat atau situasi yang sulit dihindari. Pasalnya, ada beberapa tingkat klasifikasi yang berbeda yakni, karsinogenik, mungkin karsinogenik, berpeluang karsinogenik dan tidak dapat diklasifikasikan. Levelnya juga disesuaikan dengan kekuatan bukti, bukan seberapa berbahaya suatu zat digunakan. (reuters/tempo/hm16)

Related Articles

Latest Articles