20.7 C
New York
Thursday, May 9, 2024

BKKBN Sumut Fokus Penanganan Bumil Kurang Gizi dan Baduta dengan BB Rendah

Dalam kegiatan temu kerja stakeholder dan mitra kerja tersebut juga dilakukan penguatan pada Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) dan keterlibatan swasta.

Sekretaris Utama (Sestama) BKKBN RI, Tavip Agus Rayanto menekankan penanganan stunting tidak hanya bisa dilakukan pemerintah saja, namun harus ada keterlibatan pihak lain.

“Makanya peran pentahelix itu, swasta, dunia usaha, media, akademisi, kemudian pemerintah harus gotong royong. Misalnya saya mengangkat 5 anak asuh. Mereka saya jamin memberikan asupan berkesinambungan, misalkan selama 6 bulan. Itulah gotong royong yang akan memberikan dampak, kemudian stuntingnya bisa turun,” sebutnya.

Baca juga : Berkomitmen Turunkan Stunting, Pemko Binjai Raih Penghargaan dari BKKBN Sumut

Sehingga, dalam kasus stunting tidak bisa diintervensi sesaat. Tapi tiap hari harus beruntun dilakukan pemberian asupan gizinya.

Sebelumnya, Pj Gubernur Sumut, Hassanudin menjabarkan BAAS di Sumut tersebar di 31 Kabupaten/Kota dan akan terus berkembang hingga menyentuh semua daerah-daerah yang memiliki anak stunting. Hassanudin meminta agar pembagian BAAS lebih tepat dan efektif kepada semua mitra kerja dan stakeholder.

“Adanya BAAS, kita memiliki peluang emas untuk menyentuh langsung dan memberikan perhatian khusus kepada 675.411 keluarga berisiko stunting, ini perlu sinergi dan komitmen kita bersama,” pungkas Hassanudin. (anita/hm18)

Related Articles

Latest Articles