Berlin, MISTAR.ID
Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) telah menambahkan enam entri baru dari Jerman ke dalam daftar Warisan Budaya Takbenda, termasuk musik techno Berlin.
Musik techno Berlin telah lama menjadi ikon dari skena musik kota tersebut yang penuh semangat. Namun, klub-klub di Berlin masih mengalami tantangan pasca pandemi Covid-19.
Lutz Leichsenring, anggota dewan eksekutif Clubcommission di Berlin, sebuah komunitas klub dan promotor budaya, menyatakan bahwa pengakuan ini merupakan tonggak sejarah baru bagi produser musik techno Berlin, seniman, pemilik klub, dan penyelenggara acara.
Clubcommission juga mendukung upaya pelestarian dan pengembangan budaya klub di Berlin.
Baca juga: Kartu Kuning UNESCO, BPTCUGG Paling Bertanggung Jawab Bukan BPODT
“Pengakuan ini akan membantu kami memastikan bahwa budaya klub dihargai sebagai sektor yang layak mendapatkan perlindungan dan dukungan,” kata Lutz, Selasa (19/3/24).
Jerman kini memiliki setidaknya 150 entri di daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO, termasuk tradisi nyanyian Finsterwalde yang juga baru-baru ini ditambahkan.
Selain itu, parade musim dingin Kirchseeon Perchtenlauf di Bayern, di mana pesertanya mengenakan kostum monster berbulu, juga termasuk di dalamnya.
Ada pula Schwälmer Weißstickerei, gaya menjahit permadani dari negara bagian Hessen, sari apel Viez, dan kegiatan mendaki gunung di Sachsen yang menjadi bagian dari enam entri baru di daftar tersebut.
“Baik subkultur atau keahlian tradisional, seluruhnya menjadi bagian dari kekayaan budaya negara yang kami miliki,” ungkap Roth.
Baca juga:Â Membanggakan, Bahasa Indonesia Dipakai di Sidang UNESCO
Wakil Presiden Komisi UNESCO Jerman, Christoph Wulf, mengatakan jika keenam warisan berdampak positif bagi masyarakat.
“Keenam warisan yang masuk dalam daftar UNESCO menciptakan komunitas dan menyatukan masyarakat dari hari ke hari,” kata Wulf. (mtr/hm20)
