8.3 C
New York
Thursday, March 28, 2024

Mengintip Pesona Kebaya di Jalanan Kota Shanghai

Beijing, MISTAR.ID

Mengutip gpswisataindonesia, kebaya merupakan jenis busana yang dipakai oleh kalangan wanita Jawa, khususnya di lingkungan budaya Yogyakarta dan Surakarta, Jawa Tengah. Biasanya disertai kemben dan kain tapih pinjung dengan stagen. Baju kebaya dikenakan oleh kalangan wanita bangsawan maupun kalangan rakyat biasa baik sebagai busana sehari-hari maupun pakaian upacara.

Kebaya sangat dikenal sebagai pakaian bagian atas yang memiliki karakteristik terbuka di bagian depan, dan dibuat secara tradisional dari kain ringan seperti brokat, katun, kasa, renda, atau voile, dan terkadang dihiasi dengan sulaman.

Pada bagian depannya diamankan dengan kancing, pin, atau bros. Pasangannya, atau bagian bawa dari kebaya biasanya dikenal sebagai sarung, kemben atau sepotong kain panjang yang dililitkan di pinggang. Ada yang terbuat dari batik, ikat, songket atau kain tenun.

Baca Juga: Indonesia Bertutur di G20, Upaya Merawat Keberagaman Budaya Berkelanjutan

Di tanah air, kebaya secara resmi diakui sebagai pakaian nasional dan juga ikon busana. Meskipun penggunaan kebaya hanya dipakai oleh Jawa, Sunda dan orang Bali secara berkala.

Nah, kebaya Indonesia yang sangat memesona ini kemudian semakin dikenal di berbagai negara, namun untuk lebih popularnya kebaya perlu mendapat pengakuan dunia. Seperti yang diperankan sejumlah perempuan warga negara Indonesia di Kota Shanghai, China, mereka turun ke jalan untuk mengampanyekan program ‘Kebaya Goes to UNESCO’.

Para perempuan di bawah koordinasi Dharma Wanita Persatuan (DWP) Konsulat Jenderal RI di Shanghai tersebut berlenggak-lenggok di kawasan kota tua Shanghai Film Park sambil mengenakan pakaian kebaya beraneka model.

Baca Juga: Roemah Kebaya Perkenalkan Koleksi Talavera ke Peragaan Busana di Paris

“Kebaya merupakan identitas Indonesia yang harus kita lestarikan,” kata Ketua DWP KJRI Shanghai Tia Kurnia dalam keterangan tertulisnya di Beijing, Sabtu (10/9/22).

Dengan adanya gerakan kebaya “Goes to UNESCO”, dia berharap kebaya akan menjadi warisan budaya Indonesia untuk dunia.

“Kami semua di sini dan para ibu-ibu DWP KJRI Shanghai sangat bangga memperkenalkan berbagai macam kebaya. Salah satunya kebaya yang saya pakai kali ini adalah jenis kebaya peranakan,” kata Tia menambahkan.

Baca Juga: Kampanye Kebaya Goes to UNESCO

Ibu-ibu tersebut sengaja memilih kota tua, karena selain ikonik Shanghai Film Park juga merupakan salah satu objek wisata yang sering dijadikan lokasi pengambilan gambar untuk film China dari berbagai genre.

Selain mengelilingi jalan di kawasan kota tua, mereka juga melakukan sesi pemotretan sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat sekitar dan wisatawan.

Program “Kebaya Goes to UNESCO” ini dirayakan secara serentak, baik di Indonesia maupun di luar negeri sepanjang tahun 2022 untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dunia tentang kebaya dan bisa menambahkannya sebagai salah satu warisan budaya tak benda dari Indonesia layaknya batik, angklung, dan pencak Silat.

Konsul Jenderal RI di Shanghai Deny Kurnia menyambut positif kegiatan kaum perempuan di kota terkaya di China itu.

“Kegiatan ini bagian dari upaya diplomasi multi-track Indonesia di Shanghai yang bertujuan untuk meningkatkan visibilitas Indonesia. ”

“Pagelaran produk-produk budaya Indonesia di Shanghai berjalan seiring dengan promosi produk komersial, yang diharapkan kedepannya mendorong lebih banyak perdagangan, investasi, dan wisata dari Tiongkok ke Indonesia,” kata Konjen.(antara/rri/hm02)

Related Articles

Latest Articles