Pematang Siantar, MISTAR.ID
PT. Graha Sarana Duta (GSD) yang merupakan anak perusahaan BUMN, PT. Telkom telah melakukan hitung-hitungan keuntungan dari proyek pembangunan Gedung Balei Merah Putih yang berada di Kota Pematang Siantar.
Direktur Finance PT. GSD, M. Wisnhu Adjie mengakui hal tersebut di depan penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) Pematang Siantar.
Sewaktu proses perencanaan, PT. GSD menunjuk PT. Pandega Desain Weharima (PDW) mengerjakannya dengan anggaran sebesar Rp2 miliar. Namun keanehan tampak dari penunjukan itu.
Baca juga:Â Telusuri Dugaan Korupsi, Kejaksaan Belum Rencanakan Pemanggilan Ulang Mantan Dirut dan Dirkeu PT. Telkom
Rancangan Gedung Balei Merah Putih telah diselesaikan dikerjakan PT. PDW pada Juni 2016, senyata GSD baru menghunjuk tiga bulan setelahnya, yakni pada Agustus 2016.
“PT. PDW selaku perencana, sudah merencanakan dua alternatif. Dua alternatif ini, angkanya Rp31 miliar dengan Rp33 miliar,” ucap Kasi Pidsus Kejari Siantar, Symon Sihombing, Jumat (1/9/23).
Namun saat penandatanganan kontrak dengan PT. Tekken Pratama selaku kontraktor, nilai anggaran untuk pembangunan Gedung Balei Merah Putih menjadi Rp50,2 miliar.
Baca juga:Â PT Telkom Tak Bisa Perlihatkan Dasar Penentuan Rp52 M Pembangunan Gedung Balei Merah Putih
PT. GSD tidak menggunakan satupun rancangan anggaran yang dikonsep PT. PDW. “Ngapain ada konsultan perencana dibikin, kalau penentunya PT. Telkom ataupun PT. GSD,” pungkasnya.
Symon menyebut, kasus korupsi di pembangunan Gedung Balei Merah Putih itu terang benderang. Namun yang menjadikan proses hukum terhadap itu, dikarenakan banyaknya peran sejumlah perusahaan di dalam itu.
Saat ini, mereka masih akan terus memeriksa saksi-saksi yang merupakan petinggi di perusahaan perusahan tersebut. Termasuk mantan Dirut PT. Telkom, Alex Sinaga dan Direktur Keuangan, Herry M Zein. (gideon/hm17)
