27.4 C
New York
Sunday, June 2, 2024

Kasus HIV/AIDS di Siantar Meningkat, Akademisi: Butuh Langkah Pengurangan Dampak Buruk

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Kasus penderita HIV/AIDS di Kota Siantar meningkat terhitung dua tahun belakangan ini. Tahun 2021 tercatat sebanyak 35 kasus, tahun 2022 meningkat drastis dan bertambah 90 kasus. Selanjutnya tahun 2023 kembali bertambah 121 kasus.

Akademisi dari Universitas Simalungun (USI), Dr Muldri Pasaribu mengungkapkan, perlu ada langkah Harm Reduction, atau pengurangan dampak buruk bagi masyarakat.

Ia mengaku telah membaca artikel yang menyebut angka penderita HIV/AIDS di Kota Siantar dan Kabupaten Simalungun. Menurutnya angka tersebut terbilang fantastis.

Diceritakan dosen Fakultas Hukum Pascasarjana USI ini, dirinya pernah menjadi narasumber sejumlah LSM yang fokus pada pencegahan penularan HIV/AIDS di Kota Medan.

Baca juga: Laki-laki Mendominasi Kasus HIV/AIDS di Siantar

Para aktivis itu, memiliki program yang langsung terjun ke lokasi-lokasi yang berkemungkinan besar menularkan virus mematikan tersebut.

“Mereka langsung ke tempat narkoba. Dibagikan mereka suntik yang baru. Begitu juga ke tempat hiburan malam dibagikan alat kontrasepsi,” ucapnya saat berbincang-bincang dengan mistar.id, Rabu (13/12/23).

Lanjut alumni Universitas Padjadjaran ini, ketika itu fokus para pegiat anti HIV/AIDS yakni mencegah penularan. “Karena yang lebih besar kemungkinannya ya dari narkoba suntik itu dan hubungan seksual,” sambungnya.

Selain itu juga diperlukan pendidikan dini tentang alat reproduksi kepada remaja. Sebab telah banyak ditemui para pelajar yang sudah melakukan hubungan seks di luar nikah. Pun begitu, Muldri tidak mendukung hal tersebut.

Baca juga: Berbagai Komunitas HIV/AIDS di Medan Suarakan Penuntasan 3 Zero 2030

“Kita berbicara pencegahan penularan. Di negara maju, para orangtua itu memasukkan sendiri alat kontrasepsi ke saku maupun tas anak-anaknya,” ucapnya.

Related Articles

Latest Articles