14.7 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Gangguan Ginjal Akut Pada Anak, Pemko Siantar Imbau Masyarakat Tidak Panik

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Gangguan ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) yang menyerang anak-anak usia 0-18 tahun, mayoritas pada usia balita, mengalami peningkatan kasus selama dua bulan terakhir.

Sampai saat ini, kasus gagal ginjal akut pada anak belum diketahui penyebabnya dan perlu pengamatan dan penyelidikan lebih lanjut. Untuk itu, Pemerintah Kota (Pemko) Pematang Siantar mengimbau masyarakat tidak panik.

Seperti disampaikan Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Pematang Siantar Johannes Sihombing ketika dikonfirmasi Mistar terkait kebijakan yang akan dilakukan pemko untuk mengantisipasi kasus tersebut, Jumat (21/10/22).

Baca Juga:BPJS akan Tanggung Biaya Perawatan Gagal Ginjal Akut

“Pemko Pematang Siantar mengajak masyarakat untuk tidak panik. Dan tetap terapkan prokes,” ujar Johannes yang menyebut bahwa pihak pemko akan menerbitkan surat edaran imbauan kewaspadaan.

“Mungkin hari ini surat edarannya sudah akan diteken bu wali,” tambahnya.

Adapun imbauan kewaspadaan gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak, kata Johannes, setiap Fasilitas Kesehatan (Faskes) yang menerima kasus itu harus melakukan pelaporan melalui link yang tersedia pada aplikasi RS online dan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SDKR).

“Itu imbauan pertama. Yang kedua, tenaga kesehatan atau Nakes pada Faskes untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk cair/sirup. Sebagai alternatif dapat menggunakan bentuk tablet, kapsul, suppositoria (anal) atau lainnya,” bebernya.

Imbauan kewaspadaan yang ketiga, lanjut Johannes, seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas atau bebas terbatas dalam bentuk syrup kepada warga sampai dilakukan pengumuman resmi dari Pemerintah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Baca Juga:Cegah Risiko Gangguan Ginjal Akut dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

“Yang keempat adalah, perlunya kewaspadaan orang tua yang memiliki anak di bawah 6 tahun dengan gejala penurunan volume/frekuensi urin atau tidak ada urin, dengan atau tanpa demam/gejala prodromal lain, untuk segera dirujuk ke Faskes atau Puskesmas maupun rumah sakit terdekat,” ungkapnya.

Perawatan anak sakit yang menderita demam di rumah, kata Johannes, harus lebih mengedepankan tata laksana non famakologis seperti mencukupi kebutuhan Cairan, Kompres air hangat dan menggunakan pakaian tipis. “Jika terdapat tanda-tanda bahaya segera bawa ke Faskes terdekat,” tandasnya.

Pada kesempatan itu, Johannes menjelaskan gejala awal dan gejala lanjut atas kasus gagal ginjal akut pada anak. “Gejala awalnya, demam, diare, batuk dan muntah. Gejalan lanjutan, jumlah urine berkurang, badan membengkak, penurunan kesadaran dan sesak napas,” tandasnya. (ferry/hm12)

Related Articles

Latest Articles